Jokowi Bangun 61 Waduk dan Bendungan untuk Cegah Inflasi Imbas Krisis Pangan

14 Juni 2024 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi di Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Negara. Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Negara. Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan target 61 waduk dan bendungan dibangun selama 10 tahun kepemimpinannya untuk membantu peningkatan produksi pangan sehingga menekan kenaikan harga dan inflasi.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengatakan, 43 bendungan hingga kini sudah diresmikan. Pengendalian inflasi menjadi tantangan karena masalah neraka iklim bisa mengganggu kebutuhan air.
“Kita dalam 10 tahun ini memiliki target membangun waktu 61 waduk dan bendungan, yang sudah saya resmikan 43 bendungan,” ujar Jokowi dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan TPID Award di Istana Negara, Jumat (14/6).
“Tapi air ini juga harus diteruskan sampai ke sawah, harus ada saluran primernya, harus ada irigasi sekunder, tersier sampe betul-betul ke sawah sehingga meningkatkan produksi. Ini nanti akan menjaga inflasi kita tidak naik,” sambungnya.
Jokowi telah meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Provinsi NTB, Bendungan Ameroro di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Bendungan Sepaku Semoi di Provinsi Kalimantan Timur. Ia memastikan akan meresmikan bendungan-bendungan yang sudah selesai dibangun.
ADVERTISEMENT
“Sehingga sekali lagi saya minta yang jadi kewajiban pusat dikerjakan pusat, provinsi dikerjakan provinsi, kewajiban kabupaten/kota dikerjakan kabupaten/kota. Sehingga betul-betul kerja terintegrasi,” kata Jokowi.
Jokowi juga menekankan Indonesia harus meningkatkan sistem pertanian menjadi smart agriculture karena saat ini eranya teknologi atau smart system. Smart agriculture diterapkan di daerah unggulan masing-masing.
Ia mendorong daerah-daerah agar melakukan penelitian terhadap komoditas unggulan. Sebab, setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing dan bentangan yang sangat panjang.
“Lakukan penelitian enggak usah banyak-banyak, satu aja, riset. Karena daerah kita ini bentangan sangat panjang dan setiap daerah punya unggulan. Enggak usah meneliti ratusan, satu aja,” tutur Jokowi.
“Lakukan riset, buat percontohan, berhasil, copy. Dan juga undang investasi untuk membangun pabrik pengelolaannya sehingga nilai tambah dari perkebunan kita jadi meningkat,” tambahnya.
ADVERTISEMENT