Jokowi: Bank Dunia dan IMF Prediksi 60 Negara Akan Ambruk Ekonominya

14 Juni 2022 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat mengunjungi Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/6/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat mengunjungi Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/6/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah (Rakornas PIP) menyampaikan, bakal ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya. Hal tersebut diungkap[kan Jokowi, merujuk data dari Bank Dunia dan International Monetary Fund atau IMF.
ADVERTISEMENT
"Bank Dunia, IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata Jokowi dalam pembukaan Rakornas PIP, Selasa (14/6).
Atas hal tersebut, Jokowi menyerukan agar seluruh entitas pemerintah dapat memiliki sense of crisis. Apalagi, kondisi global termasuk ekonomi sedang mengalami ketidakpastian.
“Inilah ketidakpastian yang tadi saya sampaikan. Dan kita semuanya harus tahu, harus mempunyai kepekaan, harus mempunyai sense of crisis semuanya. Kerja sekarang ini tidak bisa hanya makronya, tidak bisa. Mikronya, detail harus tahu,” ungkap Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga memerintahkan Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh untuk dapat memantau kebijakan agar tidak keliru. Menurut Jokowi belanja pemerintah, belanja pemerintah pusat maupun daerah perlu memiliki tiga hal yang penting.
ADVERTISEMENT
“Menciptakan nilai tambah, jangan beli hanya beli, belanja hanya belanja, harus memberikan nilai tambah pada negara ini. Yang kedua bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Mentrigger pertumbuhan ekonomi," tutur Jokowi.
"Yang ketiga memang efisien. Ini harus Jangan sampai kita ini memiliki APBN Rp2.714 triliun, memiliki APBD Rp1.197 triliun, belinya produk impor,” tambahnya.