Jokowi Bawa Oleh-oleh Investasi Rp 457 T dari Dubai, Mayoritas untuk Proyek BUMN

5 November 2021 15:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Jokowi (kedua dari kanan) hadiri Indonesia-Persatuan Emirat Arab (PEA) Investment Forum di Dubai, Kamis (4/11).  Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi (kedua dari kanan) hadiri Indonesia-Persatuan Emirat Arab (PEA) Investment Forum di Dubai, Kamis (4/11). Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi membawa banyak 'oleh-oleh' berupa kesepakatan investasi dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Totalnya mencapai USD 32,7 miliar atau setara Rp 457 triliun dari 19 komitmen investasi.
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu dilakukan Jokowi bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie, Dubai.
Erick yang mendampingi Jokowi mengatakan mayoritas komitmen tersebut akan dikerjasamakan dengan perusahaan negara. Nilainya mencapai USD 18 miliar.
"Di antaranya melalui Pertamina, PLN, dan Pelindo. Hal itu bertujuan untuk mendukung transformasi di ketiga BUMN itu dalam melakukan percepatan investasi, inovasi model bisnis, dan pengembangan teknologi," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (5/11).
Menurut dia, komitmen baru pemerintah UEA untuk menyalurkan investasi di Indonesia diyakini akan memajukan infrastruktur vital dan proyek-proyek strategis nasional. Prospek masa depan ekonomi Indonesia, terutama di sektor-sektor industri yang dikelola BUMN, mampu mendatangkan modal yang akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Presiden Jokowi dan Menteri BUMN bertemu dengan Maskapai Emirates di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (3/11/2021). Foto: Kementerian BUMN
Erick menilai kepercayaan pemerintah dan kalangan pengusaha UEA akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar itu mendukung keinginan membangun infrastruktur vital dan strategis nasional dengan modal, bukan utang.
ADVERTISEMENT
"Jadi mayoritas investasi itu akan dialokasikan ke berbagai BUMN dan mendukung prioritas strategis kementerian," jelas Erick.
Kementerian BUMN mencanangkan beberapa proyek besar terhadap ketiga BUMN itu, antara lain pembangunan energi terbarukan untuk Indonesia bersama PLN, revitalisasi kilang Pertamina yang akan meningkatkan kapasitas dan kilang pengolahan BBM di Indonesia.
Lalu ada juga pengembangan infrastruktur pelabuhan di seluruh kepulauan Indonesia melalui Pelindo dan pembangunan digital yang berdaya saing.
"Melihat minat dan komitmen besar sejumlah investor global dan negara ke Indonesia harus dijawab dengan mempersiapkan SDM kita, sebagai human capital sehingga investasi dana dan modal ini bisa mencapai sasaran. Kita juga harus membenahi biaya logistik kita yang masih tinggi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pihak UEA sudah berulang kali melakukan kerja sama dengan Indonesia. Di bidang energi, kerja sama antara PLN dan Pertamina dengan dua BUMN milik pemerintah UEA, yakni Masdar dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc). Lalu, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yang telah berkomitmen melakukan investasi ke Indonesia Investment Authority (INA).