Jokowi Buka WWF Bali: 72% Permukaan Bumi Tertutup Air, Hanya 1% Bisa Diakses

20 Mei 2024 9:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat Welcoming Dinner World Water Forum ke-10 2024 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Minggu (19/5/2024).  Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat Welcoming Dinner World Water Forum ke-10 2024 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Minggu (19/5/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin (20/5). Dalam sambutannya, Jokowi mengaku terhormat Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah acara itu. Ia kemudian menyinggung soal mayoritas permukaan bumi yang ditutup dengan air.
ADVERTISEMENT
"Bisa kita bayangkan dari 72 persen permukaan bumi yang tertutup air, hanya satu persen yang bisa diakses dan digunakan sebagai air minum dan keperluan sanitasi," kata Jokowi dalam sambutannya.
Bahkan di tahun 2050 nanti, Jokowi menjelaskan 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan.
"Tanpa Air tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. No water, no life, no growth. Oleh sebab itu air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya sangat berharga," ujar dia.
Kepala negara itu lantas menjelaskan kondisi Indonesia yang kaya ke kearifan lokal dalam pengelolaan air, mulai dari sepanjang garis pantai, pinggiran, aliran sungai hingga tepian danau.
"Masyarakat kami memiliki nilai budaya terhadap air, salah satunya adalah sistem pengairan Subak di Bali yang dipraktikkan sejak abad ke-11 yang lalu dan diakui sebagai warisan budaya dunia," terang dia.
ADVERTISEMENT
Jokowi kemudian menyinggung tema "air bagi kemakmuran bersama" di acara itu. Menurutnya, hal tersebut dapat dimaknai menjadi 3 prinsip dasar.
"Yaitu menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan, dan kerja sama inklusif serta menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama. Di mana ketiganya hanya bisa terwujud dengan sebuah kata kunci, yaitu kolaborasi," pungkasnya.