Jokowi dan Belanda Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Komoditi Kelapa Sawit

7 Oktober 2019 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte berbincang saat tiba di Istana Presiden di Bogor. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte berbincang saat tiba di Istana Presiden di Bogor. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan PM Belanda YM Mark Rutte membahas sejumlah hal, salah satunya kerja sama ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan kedua negara.
ADVERTISEMENT
Salah satu kerja sama yang ditekankan Jokowi adalah terkait bisnis kelapa sawit. Padahal sebagaimana diketahui, Komisi Eropa menghentikan penggunaan minyak kelapa sawit (CPO) sebagai bahan bakar kendaraan.
"Di tengah situasi perekonomian dunia yang mengalami tren pelemahan, kita perlu upaya meningkatkan kerja sama ekonomi dengan banyak mitra, termasuk dengan Belanda," kata Jokowi Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10).
"Di bidang perdagangan kita sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan yang terbuka dan fair. Dalam konteks ini, saya sampaikan kembali konsen Indonesia untuk kebijakan Uni Eropa terhadap kelapa sawit," lanjutnya.
Ilustrasi Kelapa Sawit Foto: Pixabay
Kerja sama ini, kata Jokowi, juga mencakup realisasi perjanjian kedua negara pada 26 September lalu. Dalam kerja sama tersebut, Belanda berkomitmen akan membantu mengembangkan hasil olahan kepala sawit dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya juga menghargai kerja sama yang baru saja ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda di New York tanggal 26 September 2019 yang lalu mengenai pengembangan kapasitas petani kecil sawit untuk menghasilkan kelapa sawit yang lestari," jelasnya.
Selain kerja sama di bidang perdagangan, Jokowi juga mengajak pemerintahan Belanda agar bisa memperkuat hubungan kemitraan baik di bidang infrastruktur, maritim, hingga sumber daya manusia.
"Saya sampaikan kepada Perdana Menteri Rutte bahwa lima tahun ke depan saya akan memberikan prioritas pada pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan yang sangat penting artinya terutama pendidikan vokasi," pungkasnya.