Jokowi dan PM Vietnam Targetkan Nilai Perdagangan Capai USD 15 M di 2028

13 Januari 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bertemu Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh, di Government Office, Hanoi, Jumat (12/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bertemu Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh, di Government Office, Hanoi, Jumat (12/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh di Government Office, Hanoi, Jumat (12/1). Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk meningkatkan target baru perdagangan kedua negara.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, perdagangan bilateral Indonesia-Vietnam berhasil mencapai USD 10 miliar pada 2022. Padahal, awalnya nilai dagang itu ditargetkan tercapai di tahun 2023.
"Saya yakin Yang Mulia sepakat untuk menetapkan target perdagangan di atas USD 15 miliar untuk 2028 di mana perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan menjadi kunci," kata Jokowi, dikutip Sabtu (13/11).
Jokowi juga mengapresiasi kemitraan strategis kedua negara yang telah menghasilkan berbagai kerja sama konkret, antara lain nota kesepahaman kerja sama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang ditandatangani dalam pertemuan itu.
"Ini sejalan dengan penguatan kemitraan bilateral yang memanfaatkan bonus demografi, digitalisasi, dan industri berteknologi tinggi untuk mencapai kemakmuran bersama," ujarnya.
Presiden Joko Widodo bertemu Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh, di Government Office, Hanoi, Jumat (12/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
Kerja sama selanjutnya yang dibahas keduanya adalah dalam bidang investasi. Jokowi mengapresiasi peningkatan investasi perusahaan Indonesia di Vietnam dan berharap PM Pham Minh Chinh terus mendorong terjadinya iklim investasi yang baik.
ADVERTISEMENT
"Mohon dukungan Yang Mulia untuk terus mendorong iklim investasi yang mengutamakan aspek pelindungan investor sesuai kesepakatan kedua negara dan ASEAN Comprehensive Investment Agreement," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi turut meminta dukungan PM Pham Minh Chinh agar impor beras dari Vietnam berjalan lancar. Tidak hanya itu, Jokowi juga ingin agar kerja sama pertanian semakin diperkuat melalui penelitian pengendalian mutu dan smart farming, mendorong implementasi MoU kerja sama perikanan, serta memberantas IUU Fishing bersama.
Terkait kerja sama di bidang energi terbarukan, Jokowi menyambut baik komitmen investasi VinFast senilai USD 1,2 miliar untuk pembangunan ekosistem mobil listrik dan baterai Indonesia. Ia berharap komitmen tersebut dapat mendorong kolaborasi antara negara di Asia Tenggara untuk mencapai kemandirian industri energi terbarukan
ADVERTISEMENT
"Terakhir, terima kasih atas dukungan Vietnam terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu. ASEAN masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan krisis Myanmar. Untuk itu, Indonesia akan terus mendukung keketuaan Laos tahun ini," pungkasnya.
Dalam pertemuan bilateral itu, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi.