Jokowi: Ekonomi Sejumlah Negara di Asia Pasifik Masih Belum Sepenuhnya Pulih

23 Mei 2022 15:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pidato Presiden Jokowi pada KTT Global COVID-19 ke-2, Washington DC, Kamis (12/5/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Pidato Presiden Jokowi pada KTT Global COVID-19 ke-2, Washington DC, Kamis (12/5/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ekonomi sejumlah negara di Asia Pasifik masih belum sepenuhnya pulih atau masih di bawah tingkat pra pandemi. Meskipun saat ini banyak negara tengah berusaha keras untuk keluar dari tantangan besar akibat dari pandemi, perubahan iklim, dan perang.
ADVERTISEMENT
“Sebesar 70 persen dari total pengangguran baru terjadi di kawasan kita (Asia Pasifik), dan 85 juta penduduk kembali masuk ke jurang kemiskinan ekstrem,” ungkap Jokowi dalam sambutan pada pembukaan sidang komisi ke 78 Unescap, Senin (23/5).
Apalagi, pertumbuhan ekonomi di kawasan tahun ini sebagaimana prediksi IMF turun 0,5 persen menjadi 4,9 persen. Pasalnya, Inflasi juga diperkirakan mencapai 8,7 persen, naik 2,8 persen dari perkiraan semula.
Untuk itu mempercepat pemulihan ekonomi Kepala Negara mengatakan, perlu adanya penanggulangan pandemi harus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan harus ditutup. “Kawasan ini memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia,” tambah Jokowi.
Keberhasilan vaksinasi menentukan reaktivasi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia. Unescap dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional mengatasi tantangan logistik dan mempersingkat rantai pasok.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk akselerasi SDGs juga harus diperkuat, ADB memperkirakan kebutuhan USD 1,5 triliun setiap tahunnya untuk memastikan SDGs tercapai di asia pasifik pada 2030.
Sementara ketersediaan pendanaan global hanya 1,4 triliun USD. “Kesenjangan besar ini harus ditutup, investasi sektor swasta harus didorong, meskipun asia pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing, inbound dan outbound.” Kata Presiden.
Namun nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil. Sehingga Unescap perlu mendorong penguatan investasi intrakawasan, mendukung kemudahan berusaha, promosi dan bisnis matching di antara negara anggota.
Kolaborasi UNESCAP dengan ADB dan lembaga pendanaan lainnya pun sangat diharapkan. Jokowi pun memberi contoh di Indonesia sendiri, untuk memajukan berbagai pendanaan inovatif yakni lewat SDG Indonesia one, green sukuk dan ekonomi karbon.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, pertumbuhan baru pun harus diperkuat, digitalisasi, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan hijau adalah masa depan kita bersama. Optimalisasi digitalisasi perdagangan akan memangkas biaya perdagangan di kawasan setidaknya 13 persen,” tukas Presiden.
Dengan begitu, akses UMKM pada financial inclusion dan rantai pasok kawasan perlu didorong dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan termasuk transisi energi, dan kapasitas pajak perlu harus diperkuat, termasuk carbon tax.