Jokowi Ingatkan Lagi Ancaman Resesi Global: Tahun Depan Akan Gelap

29 September 2022 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat pimpin ratas tentang Pendisiplinan Melawan Covid-19, Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat pimpin ratas tentang Pendisiplinan Melawan Covid-19, Istana Kepresidenan Bogor. Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi kembali mengingatkan para menteri hingga pejabat daerah mengenai kengerian ekonomi dunia tahun ini dan tahun depan. Gejolak ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina, kenaikan suku bunga, inflasi, kelaparan, akan membuat dunia terancam resesi global.
ADVERTISEMENT
Dia meminta para pejabat negara untuk memiliki sense of crisis karena Indonesia juga terdampak akibat ancaman resesi global.
"Tiap hari kita selalu diingatkan, kalau kita baca di media sosial, media online, semua mengenai resesi global. Tahun ini sulit dan tahun depan, sekali lagi saya sampaikan, akan gelap dan kita enggak tahu badai besarnya sekuat apa, enggak bisa dikalkulasi," kata Jokowi dalam memberikan pengarahan kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati, di Jakarta Convention Center, Kamis (29/9).
Makin panasnya perang Rusia dan Ukraina akhir-akhir ini, tambah Jokowi, menambah kengerian situasi global ke depannya yang semakin sulit diprediksi, termasuk dari sisi kerugian ekonomi.

Inflasi Momok Menakutkan

Inflasi, kata dia, menjadi momok menakutkan terbesar banyak negara saat ini, termasuk Indonesia. Dia menyebut sudah ada 5 negara yang inflasinya melonjak hingga di atas 80 persen. Sementara di Indonesia, Bank Indonesia sudah menaikkan inflasi dua kali ke posisi 4,25 persen belum lama ini. Sementara inflasi Indonesia per Agustus 2022 mencapai 4,69 persen dan diprediksi mencapai 6 persen di akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Ini pertama kali saya sampaikan, momok terbesar adalah inflasi. Kenaikan barang dan jasa. Momok semua negara saat ini. Biasanya cuma (inflasi) 1 persen, sekarang ada yang 8 (persen, bahkan ada yang 80 persen (inflasi)," ujarnya.
Presiden Jokowi memberikan sambutan di acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Melihat inflasi jadi momok menakutkan saat ini, Jokowi meminta pada pembantunya agar kompak sama seperti ketika menangani kasus COVID-19 dua tahun terakhir.
Dia menyebut di negara lain, inflasi urusan bank sentral seperti Bank Indonesia dengan cara menaikkan suku bunga acuan, dengan begitu uang beredar bisa dikontrol. Tapi teori seperti itu, kata dia, tidak menjamin akan berhasil di situasi saat ini.
Karena itu, di dalam negeri, Jokowi ingin masalah ini ditangani semua pihak dan elemen negara. Dia melihat sejauh ini BI Kemenko Ekonomi, Kementerian Keuangan, dan lembaga lain sudah kompak merespons inflasi tanpa harus intervensi bank sentral pimpinan Perry Warjiyo itu.
ADVERTISEMENT
"Tapi yang lebih penting adalah bukan rem uang beredar, kita selesaikan di ujung yaitu kenaikan barang dan jasa yang itu menjadi tanggung jawab semua. Caranya? Yang kita takuti sekarang inflasi, bahan pangan yang jadi kontribusi inflasi terbesar Agustus ini. Urusan cabai, bawang merah, telur ayam, tomat, tahu, mi instan, tempe, dan beras. Hati-hati barang ini. Cek harian!" kata dia.