Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi Ingatkan Lagi Ancaman Resesi Global: Tahun Depan Akan Gelap
29 September 2022 15:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dia meminta para pejabat negara untuk memiliki sense of crisis karena Indonesia juga terdampak akibat ancaman resesi global.
"Tiap hari kita selalu diingatkan, kalau kita baca di media sosial, media online, semua mengenai resesi global. Tahun ini sulit dan tahun depan, sekali lagi saya sampaikan, akan gelap dan kita enggak tahu badai besarnya sekuat apa, enggak bisa dikalkulasi," kata Jokowi dalam memberikan pengarahan kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati, di Jakarta Convention Center, Kamis (29/9).
Makin panasnya perang Rusia dan Ukraina akhir-akhir ini, tambah Jokowi, menambah kengerian situasi global ke depannya yang semakin sulit diprediksi, termasuk dari sisi kerugian ekonomi.
Inflasi Momok Menakutkan
ADVERTISEMENT
"Ini pertama kali saya sampaikan, momok terbesar adalah inflasi. Kenaikan barang dan jasa. Momok semua negara saat ini. Biasanya cuma (inflasi) 1 persen, sekarang ada yang 8 (persen, bahkan ada yang 80 persen (inflasi)," ujarnya.
Melihat inflasi jadi momok menakutkan saat ini, Jokowi meminta pada pembantunya agar kompak sama seperti ketika menangani kasus COVID-19 dua tahun terakhir.
Dia menyebut di negara lain, inflasi urusan bank sentral seperti Bank Indonesia dengan cara menaikkan suku bunga acuan, dengan begitu uang beredar bisa dikontrol. Tapi teori seperti itu, kata dia, tidak menjamin akan berhasil di situasi saat ini.
Karena itu, di dalam negeri, Jokowi ingin masalah ini ditangani semua pihak dan elemen negara. Dia melihat sejauh ini BI Kemenko Ekonomi, Kementerian Keuangan, dan lembaga lain sudah kompak merespons inflasi tanpa harus intervensi bank sentral pimpinan Perry Warjiyo itu.
ADVERTISEMENT
"Tapi yang lebih penting adalah bukan rem uang beredar, kita selesaikan di ujung yaitu kenaikan barang dan jasa yang itu menjadi tanggung jawab semua. Caranya? Yang kita takuti sekarang inflasi, bahan pangan yang jadi kontribusi inflasi terbesar Agustus ini. Urusan cabai, bawang merah, telur ayam, tomat, tahu, mi instan, tempe, dan beras. Hati-hati barang ini. Cek harian!" kata dia.