Jokowi Jago Bangun Infrastruktur, Tapi Utilisasi Semen Dalam Negeri Masih Minim

4 Juni 2024 16:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang semen. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang semen. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi terkenal dengan capaian pembangunan infrastrukturnya di Indonesia. Pada 2014, jumlah bendungan terbangun di Indonesia hanya 6,39 miliar kubik dan meningkat menjadi 16,96 miliar kubik pada akhir 2022.
ADVERTISEMENT
Kemudian di tahun 2014 hanya ada 992 km tol yang beroperasi, bertambah menjadi 2.887 km di 2022. Jalan umum di tahun 2014 hanya terbangun 517,75 ribu km menjadi 549,16 km di tahun 2022.
Kemudian, di tahun 2014 hanya ada 237 unit bandara udara dan bertambah menjadi 287 unit di tahun 2022. Sedangkan pelabuhan yang pada 2014 ada 1.655 unit bertambah menjadi 3.157 unit di tahun 2022.
Meski pembangunan infrastruktur sangat masif, nyatanya proyek-proyek besar ini tak cukup memperbesar utilitas penggunaan produksi semen di dalam negeri.
Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam, Putu Nadi Astuti menjelaskan, kapasitas produksi semen dalam negeri pada 2023 sebesar 120 juta metrik ton, tapi kebutuhan semen dalam negeri hanya 66,8 juta ton.
ADVERTISEMENT
Pekerja menata sak semen di atas truk di Pabrik Semen Gresik, Tuban, Jawa Timur, Kamis (2/8). Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
"Jadi utilisasi industri semen nasional sejak tahun 2017 memang di bawah 70 persen. Jadi bervariasi antara 50-an sampai 60-an persen. Utilisasi 2023 hanya sekitar 58 persen," kata Putu saat konferensi pers di kantornya, Selasa (4/6).
Utilisasi semen dalam negeri pada 2018 hanya 64 persen, kemudian di 2020 59 persen, tahun 2022 hanya 57 persen, dan di 2023 hanya 58 persen. Putu mengatakan dari tahun 2018 sampai 2023 utilisasi semen nasional hanya berkisar 57-65 persen.
"Jadi peningkatan kebutuhan semen ini akan terjadi ketika ada perkembangan atau pembangunan infrastruktur konstruksi dan sebagainya ini dapat tingkatkan," kata Putu.
Over suplai semen dalam negeri ini memang berpotensi menjadi komoditas ekspor. Namun Putu menjelaskan sejumlah tantanganya. Pada dasarnya Indonesia memang sudah ekspor semen, namun jumlahnya stagnan, dari 2018 sampai 2023 hanya di kisaran 1,3 sampai 1,8 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut Putu, stagnannya ekspor semen nasional ini bukan perkara kualitas semen produksi Indonesia yang kalah bersaing.
"Beberapa negara memang over suplai untuk semen ini. Termasuk Indonesia. Kalau dari sisi kualitas tidak ada masalah," kata Putu.