Jokowi ke Ekonom: Jangan Gunakan Pakem, Butuh yang Abunawas, yang Kancil-kancil!

7 September 2022 10:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau langsung pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Lampung, Sabtu (3/9/2022) Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau langsung pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Lampung, Sabtu (3/9/2022) Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi meminta pada para ekonom agar tidak terpaku pada pakem-pakem yang ada. Ini ia sampaikan di hadapan 100 pakar ekonomi kala membuka acara sarasehan 100 ekonom, Rabu (7/9).
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, sederet krisis yang terjadi saat ini, dimulai dari pandemi COVID-19 hingga krisis akibat konflik geopolitik, menuntut kebijakan di sektor ekonomi harus bisa bergerak secara cepat.
Atas dasar itu, ia menganalogikan bahwa Indonesia membutuhkan pemikir seperti tokoh Abunawas dan kancil. "Saya titip pada para ekonom, jangan menggunakan pakem-pakem yang ada, jangan menggunakan standar yang ada karena ini sangat tidak normal," ujar Jokowi.
"Dibutuhkan pemikiran yang Abunawas, yang kancil-kancil, enggak melompat-lompat tapi harus bisa seperti itu," sambungnya.
Abunawas dan kancil kerap disimbolkan sebagai tokoh yang cerdik, di mana dengan bekal kecerdikannya mereka sering kali berhasil lolos dari bahaya.
Dalam konteks ekonomi, Jokowi ingin pergerakan ekonomi Indonesia tak hanya dilihat dari sisi makro saja, namun hingga sampai ke tataran mikro. Menurutnya, keadaan yang tidak normal akibat pandemi telah menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi guncangan terhadap ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Konsolidasi seperti itu yang harus diteruskan karena perang, krisis energi, krisis pangan, krisis finansial, yang paling bisa kita bisa mengkonsolidasi dari atas sampai bawah. Saya meyakini landscape politik ekonomi akan berubah dan bergeser, ke arah mana itu yang belum ketemu," pungkas Jokowi.