Jokowi ke Menteri Lingkungan Hidup Norwegia, Minta Tak Ada Diskriminasi Sawit RI

2 Juni 2024 15:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Norwegia Andreas Bjelland Erikson dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kuning) di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Norwegia Andreas Bjelland Erikson dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kuning) di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Erikson di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6). Dalam kesempatan itu Erikson didampingi oleh Menteri LHK Siti Nurbaya, dan Menkeu Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan kurang lebih selama 1 jam. Menteri LHK Siti Nurbaya menjelaskan bahwa Jokowi meminta kepada pemerintah Norwegia melalui LHK agar tidak ada diskriminasi sawit.
"Tadi bapak presiden juga apeal kepada Norway untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit," kata Siti dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6).
Siti mengatakan, pihaknya menjelaskan kepada Jokowi bahwa permasalahan tersebut sudah mulai ditangani. Dia mengatakan, Indonesia saat ini sedang mengkritik kebijakan (EU Deforestation-Free Regulation) yang dinilai diskriminasi terhadap sawit.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar (kiri) dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Erikson menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
"Jadi Indonesia juga mengkritisi metode land inventory-nya dan ini sedang terus kita kerjakan," ucap dia.
Lebih jauh, dia mengatakan, dalam pertemuan tersebut pemerintah Indonesia dan pemerintah Norwegia juga berbicara mengenai MOU yang sasarannya adalah untuk Indonesia Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030.
ADVERTISEMENT
"Tadi diceritakan sudah ada juga dukungan konkrit atau kontribusi sebagai prestasi aksi iklim Indonesia sebesar 156 juta US Dollar itu kira-kira setara dengan karbon 30,2 juta ton," tandas dia.