Jokowi: Kekurangan Air Dapat Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6%

20 Mei 2024 10:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi memimpin sidang KTT WWF Bali, Senin (20/5/2024). Foto: Dok Tangkapan Layar Youtube Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi memimpin sidang KTT WWF Bali, Senin (20/5/2024). Foto: Dok Tangkapan Layar Youtube Setpres
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan air memiliki peran yang sangat sentral bagi kehidupan manusia. Berdasarkan data World Bank atau Bank Dunia, kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen hingga tahun 2050.
ADVERTISEMENT
"Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana. Too much water maupun too little water keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia," kata Jokowi High Level Meeting KTT World Water Forum ke-10, Bali, Senin (20/5).
Jokowi mengatakan, Indonesia telah memperkuat infrastruktur airnya dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare jaringan irigasi, 2.156 kilometer pengendali banjir dan pengamanan pantai, serta merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi.
"Air juga kami manfaatkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga Surya PLTS terapung di waduk Cirata sebagai PLTS terapung terbesar di asia tenggara," kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo (tengah) meresmikan KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Senin (20/5/2024). Didampingi Presiden Dewan Air Dunia Loic Fauchon dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Menurutnya, World Water Forum ke-10 ini sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air yang terintegrasi.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut ada tiga hal yang Indonesia terus dorong terkait hal ini. Pertama, meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama terutama bagi negara-negara pulau kecil dan yang mengalami kelangkaan air.
"Kedua memberdayakan hydro diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumberdaya air lintas batas," ungkapnya.
Selanjutnya yang ketiga, memperkuat political leadership sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan.
"Dan melalui forum ini Indonesia mengangkat empat inisiatif baru yaitu penetapan world lake day, yang kedua pendirian center of excellence di asia Pasifik, yang ketiga tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil, dan yang keempat penggalangan proyek-proyek air," kata Jokowi.