Jokowi Kumpulkan Para Menteri Bahas Persoalan TikTok Shop hingga E-commerce

25 September 2023 11:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo pimpin rapat terbatas pengelolaan produk turunan kelapa sawit di Istana Merdeka, Jakarta (18/7/2022). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo pimpin rapat terbatas pengelolaan produk turunan kelapa sawit di Istana Merdeka, Jakarta (18/7/2022). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini mengumpulkan para menteri di Istana Negara untuk membahas persoalan TikTok Shop hingga e-commerce. Rapat terbatas ini bersifat internal.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, persoalan yang dibahas tak hanya menyangkut perdagangan online, tapi juga industri digital. "Rapat mengenai digital. (TikTok) ya digital semuanya, rapat mengenai e-commerce," ujar Zulhas di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/9).
Zulhas juga mengkonfirmasi bahwa rapat hari ini akan membahas revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020. Sebelumnya, Mendag mengatakan revisi beleid tersebut akan selesai pada pekan ini.
"Antara lain (soal revisi Permendag 50/2022)," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menjelaskan, pemerintah juga memiliki satuan tugas (satgas) e-commerce untuk melindungi para UMKM di Tanah Air. Namun demikian, ia mengaku belum ada keterangan lebih lanjut mengenai satgas tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 tahun 2020 tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PPMSE) sudah sampai di tangan Presiden Jokowi.
"Saat ini Permendag 50 sudah di Istana," kata Teten kepada wartawan di Pasar Tanah Abang, Selasa (19/9).
Teten memastikan hasil revisi tersebut akan keluar dalam rentang waktu seminggu. "Iya, iya (bisa keluar seminggu)," imbuhnya.
Tetetn juga mengatakan, saat ini e-commerce di Indonesia dikuasai asing. Hal itu terlihat dari persentase pendapatan di e-commerce yang didominasi produk-produk impor.
"Pedagang UMKM di online kebanyakan seller produk impor, mereka tidak memilik produk sendiri. Hari ini 56 persen dikuasai e-commerce asing secara total revenue. Akumulasi produk lokal dan impor," kata Teten dikutip dari postingan akun Instagram pribadinya.
ADVERTISEMENT