Jokowi Minta Hati-hati, Indonesia Masih Impor 11 Juta Ton Gandum

7 Juli 2022 15:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pidato Presiden Joko Widodo untuk One Ocean Summit, Jumat (11/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Pidato Presiden Joko Widodo untuk One Ocean Summit, Jumat (11/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia sudah bisa lepas dari impor beras sejak 3 tahu lalu. Kendati begitu, dia meminta untuk tetap berhati-hati karena Indonesia masih mengandalkan impor untuk komoditas gandum.
ADVERTISEMENT
“Tapi hati-hati, yang namanya komoditas pangan dunia ini naik semuanya utamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton, impor gandum kita. Ini hati-hati,” kata Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Kamis (7/7).
Produksi gandum global sebesar 30 hingga 40 persen diproduksi dari Rusia, Ukraina dan Belarusia. Jokowi mengatakan ketika dirinya ke Ukraina menemui Presiden Zelenskyy, mendapatkan informasi bahwa stok gandum di Ukraina mencapai 22 juta ton tidak bisa diekspor.
“Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton artinya stoknya sudah 77 juta ton. Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin ada berapa stok di Rusia, 137 juta ton. Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia,” kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
Imbas dari rantai pasok pangan global yang terputus tersebut, jelas Jokowi, dampaknya sudah dirasakan oleh negara-negara lain. Bahkan di beberapa negara sudah mengalami krisis pangan bahkan kelaparan.
“Dan sekarang ini sudah mulai, karena barang itu tidak bisa ke luar dari Ukraina, gak bisa ke luar dari Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan, bayangkan,” pungkas Presiden.