Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Hanya 5,05 Persen Tahun Ini

28 November 2019 12:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan disela penyerahan DIPA Kementerian dan Lembaga, serta Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan disela penyerahan DIPA Kementerian dan Lembaga, serta Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sanggup mencapai 5,05 persen pada tahun ini, turun dibandingkan 2018 sebesar 5,17 persen.
ADVERTISEMENT
"Saya kira pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04 atau 5,05 persen. Kira-kira begitu tahun depan," ujar Jokowi dalam CEO Forum 2019 di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11).
Menurut Jokowi, proyeksi tersebut seiring dengan prediksi beberapa lembaga internasional yang juga menunjukkan ekonomi global melambat. Sebab, berbagai tekanan dan gejolak global masih berlangsung.
"Dengan kondisi ekonomi global yang menurut bank dunia, IMF juga kemungkinan bisa turun lagi, karena kondisi yang ada belum bisa diselesaikan," jelasnya.
Jokowi pun menekankan agar Indonesia perlu berupaya lebih keras dan mengoptimalkan strategi taktis agar ekonomi dalam negeri bisa tetap tumbuh baik. Termasuk dalam kebijakan fiskal.
Presiden RI Joko Widodo dalam acara Kompas 100 CEO Forum di Pacific Place, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
"Dari World Bank waktu ketemu dengan saya, Presiden Jokowi hati-hati kondisi global belum jelas jadi terutama fiskalnya prudence saja," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi meyakinkan Indonesia tetap perlu optimistis. Apalagi, selama ini masih mampu bertahan tumbuh baik dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
"Kita lihat di G20 pertumbuhan ekonomi Indonesia di posisi ranking ketiga, perlu kita syukuri dan kita sering lupakan, nomor tiga di bawah India dan China baru Indonesia," pungkasnya.