Jokowi Pindahkan Ibu Kota Karena Jakarta Akan Tenggelam, IKN Bebas Banjir?

24 Januari 2022 6:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
Presiden Jokowi bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi akan memindahkan ibu kota negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Nusantara, yang berada di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemindahan segera dilakukan, apalagi UU IKN sudah disahkan di DPR pada 18 Januari 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah IKN di Kalimantan Timur bebas dari ancaman banjir dan bencana lainnya? Berikut ini rangkuman selengkapnya mengenai hal tersebut:
Jakarta Mau Tenggelam Jadi Salah Satu Alasan Jokowi Pindahkan Ibu Kota
Berdasarkan Buku Saku Pemindahan Ibu Kota Negara, salah satu urgensi yang menyebabkan ibu kota harus dipindah adalah Jakarta yang terancam tenggelam, banjir, gempa bumi, dan tanah turun di Jakarta.
Tanah turun di Jakarta mencapai 35 sampai 50 cm selama kurun waktu tahun 2007 sampai 2017. Sementara itu, sekitar 50 persen wilayah Jakarta disebut memiliki tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan. Padahal idealnya kota besar minimum tingkat keamanan banjir minimum 50 tahunan.
Selanjutnya wilayah Jakarta terancam oleh aktivitas Gunung Api yaitu Krakatau dan Gunung Gede, ada potensi gempa bumi-tsunami megathrust selatan, Jawa Barat dan Selat Sunda. Selain itu, ada ancaman gempa darat sesar baribis, sesar lembang, dan sesar cimandiri.
ADVERTISEMENT
Urgensi kedua adalah penurunan daya dukung lingkungan Jakarta. Selanjutnya pertumbuhan urbanisasi di Jakarta sangat tinggi yang berimbas pada kemacetan tinggi dan kualitas udara tidak sehat.
Selain itu, ada urgensi lain pemindahan IKN yaitu sekitar 57 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa, kontribusi ekonomi Pulau Jawa 58,48 persen terhadap PDB nasional, krisis ketersediaan air di Pulau Jawa terutama DKI Jakarta dan Jawa Timur, dan konvensi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa.
Akankah IKN Nusantara Bebas Gempa, Banjir, hingga Tsunami?
Badan Geologi Kementerian ESDM dan beberapa pihak lain telah melakukan kajian dan hasilnya sudah disampaikan pada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Menurut hasil kajian Badan Geologi, ibu kota baru relatif aman dari ancaman gempa. Tapi bukan berarti benar-benar bebas dari ancaman gempa.
Desain Istana Kepresidenan karya Nyoman Nuarta di ibu kota baru. Foto: Dok. Nyoman Nuarta
"Secara umum hasil kajian kami, sudah kami sampaikan ke Bappenas, beberapa survei sudah dilakukan detail namun ada beberapa yang perlu penelitian lebih lanjut. Stabilitas tanahnya, juga dari sisi air tanah, ini sudah dilakukan kajian. Juga potensi kebencanaan. Daerah Kalimantan relatif stabil dari record seismik. Namun kami mencatat ada juga beberapa patahan di sana. Ini perlu dilihat lagi apakah beberapa patahan di sana berpotensi mengganggu," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam konferensi pers capaian kinerja dan rencana kerja 2022, dikutip dari akun youtube Badan Geologi pada Minggu (23/1).
ADVERTISEMENT
Gempa bumi tetap bisa terjadi di Kalimantan karena adanya sesar-sesar di sana, seperti Sesar Sangkulirang, Sesar Maratua, dan Sesar Mangkalihat.
Ancaman Kebakaran
Ancaman bencana lain yang dikaji oleh Badan Geologi adalah kebakaran akibat tersingkapnya cadangan batu bara di dalam tanah. Wilayah Kalimantan Timur memang punya banyak sumber daya alam, salah satunya batu bara.
Badan Geologi memetakan lokasi batu bara yang mudah tersingkap untuk menghindari bahaya tersebut. Diharapkan nantinya tata kota IKN Nusantara memperhatikan hal itu.
Ancaman Banjir
Berdasarkan catatan kumparan, pada 3 Januari 2020 lalu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa pihaknya telah menghitung keamanan ibu kota baru dari bencana banjir.
Basuki menambahkan, lokasi ibu kota baru jauh dari ancaman bencana. Hanya saja ia menegaskan, jika ada alam yang tidak diatur secara benar maka tentu saja akan berpotensi banjir.
ADVERTISEMENT
"Dari sejarah hidrologinya enggak ada. Bencananya juga minim. Tapi kalau berubah environment nya bisa banjir," ungkapnya.
Ancaman Tsunami
Hasil studi sementara dari para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerja sama dengan BMKG, BNPB, PUPR, yang berkolaborasi dengan peneliti dari Inggris, mengungkap adanya potensi terdampak gempa hingga ancaman tsunami di ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro mengatakan, kendati Kalimantan relatif aman dari bencana jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, namun bukan berarti ia terbebas dari bencana.
Menurut Widiyantoro, tsunami di Kalimantan Timur bisa terjadi jika terjadi tanah longsor bawah laut, atau gempa tektonik di Selat Makassar yang berada antara pulau Kalimantan dan Sulawesi. Wilayah itu, merupakan rumah bagi lebih dari 1,6 juta orang dan calon ibu kota di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara yang berdekatan dengan Teluk Balikpapan.
ADVERTISEMENT
Meski punya potensi, namun Widiyantoro tak menjelaskan seberapa meter, tinggi tsunami akan melanda kawasan tersebut. Begitu juga soal potensi tsunami apakah besar, sedang, ringan atau kecil.