Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jokowi Resmikan Bursa Karbon Pertama di Indonesia: Punya Potensi Rp 3.000 T
26 September 2023 9:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi ) meresmikan bursa karbon pertama di Indonesia (IDX Carbon) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/9). Menurutnya, kehadiran bursa karbon ini menjadi kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia melawan krisis iklim dan melawan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
“Pertama-pertama saya ingin mengucapkan selamat pada OJK, BEI, dan kementerian terkait atas peluncuran bursa karbon pertama di Indonesia, sebagai tanda dimulainya perdagangan karbon di negara kita Indonesia,” ungkap Jokowi dalam sambutannya.
Adapun hasil dari perdagangan di bursa karbon ini akan direinvestasikan kembali pada upaya menjaga lingkungan khususnya pengurangan emisi.
“Karena negara kita memiliki potensi yang luar biasa dalam nature solution dan jadi satu-satunyanya negara yang sekitar 60 persen pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berasal dari sektor alam,” kata Jokowi.
Berdasarkan catatan Jokowi, ada kurang lebih 1 giga ton CO2 potensi kredit karbon yang bisa ditangkap. Sehingga jika dikalkulasi potensi bursa karbon Indonesia bisa mencapai Rp 3.000 triliun bahkan bisa lebih.
“Apalagi ancaman perubahan iklim sangat bisa rasakan dan sudah kita rasakan dan kita tidak boleh main-main. Kenaikan suhu bumi kekeringan banjir polusi sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret,” lanjut Jokowi.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, bursa karbon bisa jadi sebuah langkah konkret langkah besar untuk indonesia mencapai target emisi.
Ia juga minta standar karbon internasional sebagai rujukan. Manfaatkan teknologi untuk transaksi sehingga efektif. Kemudian harus ada target, harus ada timeline, baik untuk pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.
“Yang ketiga atur dan fasilitasi pasar karbon sukarela sesuai praktik di komunitas internasional dan pastikan standar itu tidak mengganggu target emisi indonesia. Saya optimistis Indonesia bisa jadi poros karbon dunia asalkan digarap konsisten bersama-sama seluruh pemangku kepentingan,” tutup Jokowi.