Jokowi Resmikan Merger Pelindo, Minta Biaya Logistik di Pelabuhan Segera Turun

14 Oktober 2021 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo resmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo resmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi akhirnya meresmikan merger Pelindo I, II, III, dan IV menjadi satu perusahaan bernama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10).
ADVERTISEMENT
Dia mengapresiasi pembentukan holding BUMN pelabuhan ini dan meminta biaya logistik bisa turun. Jokowi mengaku sudah meminta merger Pelindo sejak tujuh tahun lalu, namun tidak terealisasi. Baru di tahun ini, mimpi itu terwujud.
"Apa yang kita harapkan dari sini? Yang pertama sekali lagi, biaya logistik kita bisa bersaing dengan negara-negara lain. Artinya daya saing kita, competitiveness kita akan menjadi lebih baik," kata dia di lokasi saat meresmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Labuan Bajo, yang disiarkan di YouTube Sekretariat Negara.
Jokowi menyebut biaya logistik di negara-negara tetangga hanya 12 persen. Tapi di Indonesia mencapai 23 persen, yang membuatnya mahal dan tidak efisien.
Untuk menyiasatinya, pemerintah banyak membangun infrastruktur jalan, bandara, dan pelabuhan agar biaya logistik murah. Adanya merger ini, diharapkan makin mudah mewujudkan mimpi tersebut karena antar pelabuhan saling terintegrasi.
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo resmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Selain minta biaya logistik turun, dia juga meminta dicarikan mitra kerja sama yang luas, sehingga terkoneksi dengan negara-negara lain. Apalagi, penggabungan keempat Pelindo ini menjadikan Indonesia memiliki pelabuhan terbesar kedelapan di dunia.
"Inilah yang kita harapkan. Nanti perusahaan-perusahaan lain juga seperti itu. Jangan sampai kecil-kecil (pelabuhannya) bertebaran, sehingga kekuatannya menjadi minim," terang Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan penggabungan Pelindo juga membuka kesempatan perusahaan untuk go global, sebab akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal petikemas terbesar kedelapan di dunia dengan total truput peti kemas pada 2019 sebesar 16,7 juta Teus.
Merger keempat Pelindo ini sebenarnya sudah dilakukan lebih dulu pada 1 Oktober 2021 di Jakarta oleh Kementerian BUMN. Mimpi ini akhirnya bisa terwujud setelah tertunda selama 20 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kepada Jokowi, dia menyebut penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage, dan memperkuat permodalan perusahaan. Akan tetapi dia meminta dukungan semua pihak agar industri kepelabuhan dan logistik maju.
"Maju tidaknya industri kepelabuhan dan logistik dan tentu bukan hanya karena penggabungan Pelindo semata, namun perlu juga didukung oleh kerja keras dan sinergi antar-stakeholder pelabuhan seperti instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terkait, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya," kata Arif.