Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat di Bontang, Nilai Investasi Rp 1,2 T

29 Februari 2024 9:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi meresmikan Pabrik Amonium Nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat, Bontang, Kalimantan Timur. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi meresmikan Pabrik Amonium Nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat, Bontang, Kalimantan Timur. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi pagi ini meresmikan Pabrik Amonium Nitrat milik PT Kaltim Amonium Nitrat di Bontang, Kalimantan Timur. Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan kehadiran pabrik ini membuat Indonesia dapat memproduksi pupuk sendiri, yang mana 21 persen amonium nitrat masih impor.
ADVERTISEMENT
"Oleh sebab itu saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini. Ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor. Dengan dibangunnya pabrik Kaltim Amonium Nitrat ini akan mengurangi dari 21 persen impor dikurangi 8 persen. Artinya masih juga 13 persen kita masih impor," kata Jokowi, Kamis (29/2).
Menurut Jokowi, kehadiran pabrik tersebut dapat meningkatkan kemandirian dan produktivitas Indonesia di bidang pangan. Apalagi, investasi yang ditanamkan sebesar Rp 1,2 T.
"Saya minta ekspansi ini diteruskan sehingga substitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan. Kalau Rp 1,2 triliun saya kira utk Kementerian BUMN bukan uang yang kecil, bukan uang yang besar. Sehingga perlu diteruskan biar 21 [persen[ itu rampung ssemuanya sehingga kemandirian bisa kita pegang," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut, kemandirian pangan harus dipegang Indonesia di tengah krisis pangan. Ia mengungkapkan, saat ini sedang sulit mencari beras dan gandung karena krisis pangan.
"Sekarang ini semua negara, 22 negara yang biasanya gampang kita beli beras sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang setop untuk bisa dibeli berasnya. Artinya pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara," tuturnya.
"Dan produktivitas pangan kita memerlukan yang namanya pupuk," pungkasnya.