Jokowi Sebut Kebiasaan Pengusaha Takut Pajak

10 Juni 2024 18:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada Pembukaan Rakernas XVIII HIPMI Tahun 2023. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada Pembukaan Rakernas XVIII HIPMI Tahun 2023. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut kebiasaan dan sifat pengusaha yang takut dengan urusan perpajakan. Hal ini bermula saat menghadiri ulang tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke 52 di Fairmont Hotel, Jakarta, Senin (10/6).
ADVERTISEMENT
Saat itu, Jokowi mencontohkan ada usaha yang dirintis anggota HIPMI, Chickin Indonesia, yang mengadopsi smart farming dan telah berkembang pesat hingga meraup omzet tinggi.
"Chickin Indonesia, ini smart farming peternakan ayam yang awalnya 1.000 ekor sekarang sudah 45 juta ekor ayam," katanya.
"Omzetnya gede sekali, tapi tidak usah saya sebutkan, saya tahu karena nanti takut dikejar pajak. Pemiliknya takut dikejar pajak. Biasanya seperti itu pengusaha," tambah Jokowi.
Menurutnya, para pengusaha muda harus menangkap peluang-peluang bisnis yang ada di dalam negeri. Ia juga meminta HIPMI tidak khawatir dengan pergantian kepemimpinan.
"Namun meskipun presiden sudah ganti saya kira semua dari kita tidak usah khawatir karena program-program yang ada adalah program keberlanjutan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebab, lanjut Jokowi, untuk mencapai Indonesia Emas 2045 setidaknya ada tiga hal yang harus dicermati dan dikawal.
"Yang pertama sudah sering saya sampaikan mengenai bonus demografi. Hati-hati mengenai ini, tahun 30-an, tahun 2030, 2035, 2040 akan mencapai puncaknya dan persiapan untuk kualitas sumber daya manusia betul-betul memang harus direncanakan, disiapkan sehingga betul-betul bonus demografi bermanfaat dalam lompatan menuju Indonesia maju," ungkapnya.
Yang kedua, Jokowi meminta HIPMI untuk mengantisipasi disrupsi teknologi. Ia meminta agar dampak yang akan terjadi karena disrupsi teknologi harus dicermati dengan baik.
"Dengan perkembangan sekarang ini AI, singularity, barang-barang apa ini dan akan menyebabkan apa di negara kita ini harus betul-betul dilihat dan dicermati, jangan sampai kita keliru mengantisipasi adanya disrupsi teknologi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Jokowi meminta HIPMI untuk memperhatikan perubahan lanskap ekonomi dan bisnis dunia. Menurutnya, semua hal bisa berubah dengan cepat.
"Ke depan kita akan lebih banyak bicara tentang ekonomi hijau, tentang energi hijau, tentang pembiayaan hijau. Sekarang ini saya enggak tahu karena saya enggak mengajukan ke perbankan hal-hal yang berkaitan dengan energi hijau itu sangat mudah sekali mendapatkan pembiayaan," tuturnya.
"Karena secara global juga pembiayaan hijau itu sangat dibuka lebar-lebar, industri hijau juga mendapatkan perhatian dan pembiayaan mudah. Jadi perubahan ini harus dilihat dan diantisipasi oleh kita semuanya," pungkasnya.