Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Jokowi Sebut Sektor Administrasi-Entertainment Beralih ke AI, Potensi Buat UMKM
1 Agustus 2024 10:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengungkapkan ekonomi digital Indonesia ke depan akan didukung oleh puncak demografi yang akan terjadi pada tahun 2030. Di mana 68 persen berusia produktif termasuk generasi Z, generasi Y, dan generasi Alpha.
ADVERTISEMENT
"Jumlah pengguna ponsel aktif mencapai 354 juta ponsel, melebihi jumlah penduduk yang 200 juta. Artinya satu orang bisa memiliki ponsel lebih dari satu. Dengan jumlah pengguna internet mencapai 185 juta. Jumlah yang sangat besar sekali," kata Jokowi dalam sambutannya di acara FEKDI x KKI di Jakarta Convention Center, Kamis (1/8).
Apalagi, lanjut Jokowi, transformasi digital khususnya di bidang ekonomi dan keuangan akan sangat pesat di tengah perkembangan teknologi. Saat ini, kata Jokowi, banyak industri yang beralih menggunakan Artificial Intelligence (AI).
"Banyak sektor beralih ke AI mulai dari administrasi, jasa, entertainment. Kita lihat Elon Musk sudah buat AI catwalk. Mukanya pakai tokoh-tokoh wajah dunia seperti Presiden Donald Trump, Kim Jong-un, Nancy Pelosi, Tim Cook, Justin Trudeau, Hillary Clinton, dan Presiden Barack Obama," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, hal itu akan menjadi potensi bisnis ke depan. Apalagi hal itu sudah dilakukan di sejumlah negara.
"Bayangkan jika produk UMKM kita bisa seperti ini karena jumlah UMKM sangat besar 64 juta. Tentu ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital," tuturnya.
Jokowi pun berpesan agar transformasi digital di bidang ekonomi dan keuangan harus inklusif, berkeadilan khususnya bagi masyarakat di pinggiran, lapisan bawah, dan pelaku ekonomi mikro-UMKM.
"Semuanya harus mendapatkan akses dan kesempatan yang sama, harus dapat perlindungan yang sama. Saya minta OJK dan BI meningkatkan perlindungan masyarakat di sektor ekonomi digital. Literasi ekonomi kita masih rendah kalau tidak salah di bawah 50 persen, masih rentan mengalami penipuan. Oleh sebab itu, siapkan perlindungan konsumen dan perlindungan data. Jangan sampai rakyat kecil jadi pihak yang dirugikan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT