Jokowi Sebut Warga RI Pilih Berobat ke LN, Ini Kata RS Mitra Keluarga & Hermina

13 Maret 2023 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Depok.
 Foto: Anggi Dwiky Dermawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Sakit Mitra Keluarga, Depok. Foto: Anggi Dwiky Dermawan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten rumah sakit, PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL) atau Hermina dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menyikapi pernyataan Presiden Jokowi soal 2 juta orang Indonesia yang memilih berobat di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Chief Financial Officer Mitra Keluarga, Joyce Vidyayanti, menjelaskan potensi industri kesehatan masih sangat besar, karena jumlah tempat tidur rumah sakit maupun jumlah dokter dan dokter spesialis masih sedikit di Indonesia.
“Secara logika, rasio dokter dan pasien memang jadi rendah dan bisa mengakibatkan waktu tunggu yang lama. Dan mungkin saja, kalau pasien menginginkan pelayanan yang cepat, salah satunya memang bisa keluar negeri ya (bagi yang mampu),” ujar Joyce saat dihubungi kumparan, Senin (13/3).
Joyce melanjutkan, berbagai upaya yang dilakukan Mitra Keluarga untuk meningkatkan kualitas rumah sakit seperti membuka pusat layanan (center of excellence) seperti jantung dan pembuluh darah, bedah syaraf, urologi, sports injury clinic, radioterapi dan kemoterapi.
Suasana rumah sakit Mitra Keluarga di Depok, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Selain itu, Mitra Keluarga menargetkan pembukaan 3 rumah sakit pada tahun 2023. 2 rumah sakit berlokasi di daerah Pamulang dan Slawi (Jawa tengah) pada awal Januari 2023.
ADVERTISEMENT
“Masih ada 1 rumah sakit lagi di daerah Bekasi yang akan dibuka di akhir tahun 2023. Selain itu Mitra Keluarga akan mengoperasikan 2 unit radioterapi untuk terapi penderita kanker, di Mitra Keluarga Bekasi Timur dan Surabaya (pada semester II 2023),” sambungnya.
Sederet target Mitra Keluarga tahun ini adalah pendapatan tumbuh 13-15 persen dari tahun 2022 dan margin tumbuh 35-37 persen. Sedangkan belanja modal (capital expenditure) atau capex berkisar Rp 750-800 miliar tahun ini, dengan sebagian dialokasikan untuk ekspansi rumah sakit.
RS Hermina Depok Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Sementara itu, Direktur Hermina Aristo Setiawidjaja mengungkapkan perusahaan akan meningkatkan layanan untuk kasus penyakit yang lebih kompleks agar dapat memenuhi permintaan dari pasien yang berobat ke luar negeri.
“Iya (pelayanan ini mengurangi keinginan masyarakat ke luar). Dan akan menjadi multi year project,” kata Aristo.
ADVERTISEMENT
Manajemen Hermina mengestimasi kinerja perusahaan akan tumbuh positif sekitar belasan persen. Hermina akan membuka sedikitnya 3 rumah sakit dan menambah tempat tidur.
“Hermina juga akan meningkatkan kapabilitas agar dapat menangani kasus yang lebih kompleks,” pungkasnya.

Emiten Sektor Rumah Sakit Ditutup Bervariasi

Secara umum pergerakan saham emiten rumah sakit berbeda-beda, seperti saham pengelola RS Omni Hospital, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) ditutup menguat 6 poin (2,31 persen) di level 266 per lembar pada perdagangan Senin (13/3).
Kemudian saham pengelola RS Mayapada Hospital, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) dan PT Bundamedik Tbk (BMHS) masing-masing naik 0,76 persen dan 0,6 persen.
Beberapa saham emiten rumah sakit lainnya justru menurun, salah satunya Hermina melemah 5 poin (0,35 persen) ke level 1.430 per lembar. Setelah itu, saham PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) merosot 10 poin (0,76 persen) ke level 1.300 per lembar, dan Mitra Keluarga (MIKA) anjlok 40 poin (1,33 persen) ke harga 2.960 per lembar.
ADVERTISEMENT