Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Jokowi Setop Ekspor Bauksit, Antam: Tidak Berpengaruh ke Kinerja
15 Juni 2023 16:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Merespons hal tersebut, Direktur Pengembangan Usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, I Dewa Bagus Wirantaya mengatakan, perusahaan mendukung kebijakan pemerintah untuk melarang ekspor bauksit. Ia mengatakan larangan ini tak berdampak kepada kinerja Antam karena smelter alumina di Indonesia terbatas.
"Memang saat ini smelter alumina yang ada saat ini jumlahnya terbatas dan hal ini sudah antisipasi," kata Dewa dalam RUPST Antam, Kamis (15/6).
Dirinya menjelaskan, telah menyiapkan antisipasi pelarangan ekspor bauksit dengan memperkuat pasar domestik dan melakukan kerja sama dengan Borneo Alumina Indonesia untuk mengoptimalkan kapasitas produksi hingga 2 juta ton pada tahun ini.
Kontribusi Bauksit hanya 3 Persen ke Pendapatan Antam
Selain itu, emiten pelat merah ini juga mempersiapkan strategi dengan memperkuat kerja sama dengan Aluminium Corporation of China Limited (Chalco) untuk mendirikan smelter Chemical Alumina (CGA).
ADVERTISEMENT
"Kita saat ini juga sedang menjajaki rencana kerja sama bumn china untuk mendirikan smelter grid dan mudah-mudahan ini bisa kita realisasikan dan benar-benar bauksit kita memberikan nilai tambah," ujar Dewa.
Sementara itu Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Elisabeth RT Siahaan menyebut, penjualan bauksit di Indonesia relatif kecil dengan persentase sekitar 3 persen. Sehingga larangan ekspor tidak terlalu berpengaruh dengan pendapatan Antam di 2023.
"Kontribusi bauksit di Antam selama ini memang relatif kecil dari sisi pendapatan, di bawah 3 persen dan ini adalah komoditas masa depan, jadi kalau saat ini tidak ekspor tidak terlalu berpengaruh pada perusahaan secara menyeluruh pada 2023. Earning kita dari revenue masih emas dan diikuti nikel dan feronikel," ujar Elisabeth.
ADVERTISEMENT