Jokowi Singgung Konser Taylor Swift & Coldplay di Singapura: Ada Capital Outflow

24 Juni 2024 10:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menyampaikan pidato saat peresmian kantor FIFA di Jakarta, Jumat (10/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menyampaikan pidato saat peresmian kantor FIFA di Jakarta, Jumat (10/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan digitalisasi layanan penyelenggara perizinan event di The Tribrata, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (24/6). Inisiatif ini bertujuan untuk mempermudah penyelenggaraan event internasional di Indonesia dan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan peringkat di Travel and Tourism Development Index, dari peringkat 32 menjadi 22.
"Namun, kita masih tertinggal dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Meskipun naik, kita hanya berada di urutan kelima di ASEAN," ujar Jokowi.
Jokowi menyoroti pentingnya penyelenggaraan event internasional, seperti konser musik, konferensi, dan olahraga, untuk menarik wisatawan.
Ia pun menyinggung pagelaran konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura beberapa waktu lalu. Menurutnya, banyak penggemar Taylor Swift dari Indonesia yang harus ke Singapura karena ketiadaan konser serupa di dalam negeri.
"Kita tahu, konser Taylor Swift di Singapura baru-baru ini diselenggarakan selama enam hari dan dihadiri oleh sekitar 360 ribu orang, lebih dari separuhnya orang Indonesia," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Reaksi para penggemar penyanyi AS Taylor Swift, alias Swifties, saat menonton film konser "Taylor Swift: The Eras Tour" di bioskop di Beijing. Foto: Richard A.Brooks / AFP
Selain Taylor Swift, Jokowi juga membahas konser Coldplay di Singapura yang mendapat izin hingga enam hari, sementara di Indonesia hanya satu hari.
"Tiket di Indonesia habis dalam 20 menit, tapi kita tidak bisa menambah hari karena perizinan yang ruwet," ujarnya.
Jokowi juga menyinggung capital outflow yang terjadi akibat banyaknya orang Indonesia yang menonton konser di luar negeri. Ia menilai, kecepatan dan kemudahan dalam perizinan menjadi kunci kesuksesan Singapura dalam mendatangkan artis internasional.
"Kita kehilangan uang bukan hanya untuk beli tiket, tetapi juga untuk bayar hotel, makan, dan transportasi," ucap dia.
Presiden Jokowi kemudian mengaitkan hal ini dengan dampak ekonomi besar dari penyelenggaraan event, seperti Piala Dunia 2022 di Qatar yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut dari 1,5 persen menjadi 4,3 persen.
ADVERTISEMENT
"Qatar berani mengeluarkan uang karena return-nya besar," pungkas Jokowi.