Jokowi soal IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global: Harga Perang Mahal Sekali

11 Oktober 2022 10:27 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menanggapi soal proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang akan kembali merosot. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi bicara soal ekonomi tahun depan yang akan lebih gelap.
ADVERTISEMENT
Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) sebelumnya telah memastikan akan kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari semula diperkirakan di angka 2,9 persen.
Menurut Jokowi, perubahan iklim dengan banyaknya bencana alam ditambah konflik geopolitik menjadi dalang terkontraksinya ekonomi. Salah satu yang masih berlangsung saat ini adalah perang Rusia-Ukraina.
"Apalagi setelah perang Rusia-Ukraina kita tahu pertumbuhan ekonomi di tahun 2023, sebelumnya diperkirakan 3 persen, terakhir diperkirakan jatuh 2,2 persen," ujar Jokowi dalam acara Investor Daily Summit pada Selasa (11/10).
"Inilah yang sering disampaikan membayar harga dari sebuah perang, harganya sangat mahal sekali," sambung Jokowi.
Dengan situasi yang sedang berlangsung, kata Jokowi, negara manapun dapat terlempar dengan cepat. Perekonomian akan jeblok apabila tidak ditangani secara waspada dan hati-hati.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Jokowi meminta agar masyarakat harus tetap optimistis dengan pertumbuhan ekonomi. Terlebih pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2022 disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
"Dengan ketidakpastian saya sampaikan kita tetap harus optimistis, harus optimistis tetapi hati-hati dan waspada," pungkas Jokowi.