Jokowi Soal Pertumbuhan Ekonomi Minus: Wisata dan Penerbangan Sangat Terpukul

6 Agustus 2020 11:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat terbatas perdana Presiden Joko Widodo bersama menteri kabinet Indonesia Maju menggunakan pembatas dari kaca akrilik di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8).  Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
zoom-in-whitePerbesar
Rapat terbatas perdana Presiden Joko Widodo bersama menteri kabinet Indonesia Maju menggunakan pembatas dari kaca akrilik di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi pada akhirnya menanggapi turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020 hingga mencapai minus 5,32 persen (year-on-year/ yoy).
ADVERTISEMENT
Dalam ratas bersama para menterinya, Jokowi yang sudah mendapatkan informasi tersebut menilai sektor yang paling terpukul yaitu pariwisata dan transportasi. Tentu saja hal itu akibat pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu.
"Kemarin BPS merilis pertumbuhan kita di kuartal II jatuh berada di angka minus 5,32 dan saya melihat sektor yang terdampak, terkontraksi sangat dalam yaitu di sektor pariwisata dan sektor penerbangan," kata Jokowi di ratas tentang Penggabungan BUMN di Sektor Aviasi dan Pariwisata, Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/8).
"Angka yang saya peroleh di kuartal II 2020, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 482 ribu dan ini turun 81 persen untuk quarter to quarter dan turun 87 persen untuk year on year, ini memang turunnya, terkontraksi sangat dalam," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, dia menilai persoalan tersebut seharusnya dijadikan kesempatan untuk melakukan sejumlah upaya perbaikan. Salah satunya dengan transformasi kedua bidang yang cukup terdampak tersebut.
Seorang warga membawa papan selancar di pantai Kuta, Bali, Kamis (9/7). Foto: Firdia Lisnawati/AP Photo
Sehingga semua bisa terintegrasi dengan baik. Termasuk juga dengan merealisasikan rencana penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata.
"Penurunan ini justru menjadi momentum kita untuk konsolidasi, momentum kita untuk transformasi di bidang pariwisata dan juga di bidang penerbangan melalui penataan yang lebih baik mengenai rute penerbangan, penentuan hub, penentuan super hub," ujarnya.
"Kemudian juga kemungkinan untuk menyatukan bumn penerbangan dan pariwisata sehingga arahnya semakin kelihatan," tambahnya.
Sehingga, kondisi sektor pariwisata dan penerbangan bisa lebih baik lagi.
Sebelumnya, hasil pertumbuhan ekonomi tersebut tersebut jauh merosot dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 yang tumbuh 2,97 persen (yoy) maupun dibandingkan kuartal II 2019 yang mampu tumbuh 5,05 persen (yoy). Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II itu juga lebih buruk dari prediksi Pemerintah dan Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Padahal, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 4,3 persen. Sedangkan BI semula memprediksi pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020, minus 4,8 persen.