Jokowi Soroti Harga BBM hingga Kontainer Naik, Sebut Karena Rusia-Ukraina

1 Maret 2022 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi pada pembukaan Rakornas Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (23/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi pada pembukaan Rakornas Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (23/2/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap perang antara Rusia dengan Ukraina akan menambah ketidakpastian, khususnya di bidang ekonomi. Setidaknya ada empat hal atau harga yang naik mulai dari kontainer, pangan, inflasi, hingga energi seperti BBM dan gas LPG.
ADVERTISEMENT
Di hadapan ratusan Jenderal dan TNI dalam Rapat Pimpinan Nasional TNI-Polri, Jokowi mengatakan semua negara sebelumnya dapat mengirim barang asalkan kontainernya cukup. Namun, saat ini pergerakan kontainer ikut terganggu.
“Sekarang terganggu semuanya karena perdagangan yang tidak seimbang di antara negara-negara sehingga harga kontainer naik. Kalau harga kontainer naik, pre-cost-nya harga barang juga akan ikut naik. Kalau harganya naik artinya apa? konsumen beli dengan harga lebih mahal dari biasanya,” kata Jokowi dalam Rapat Pimpinan, Selasa (1/3).
Akibat kelangkaan kontainer tersebut, kata Jokowi, harga pangan juga mulai naik. Kenaikannya bahkan tembus 90 persen.
“Di beberapa negara, harga pangan sudah di atas 90 persen (naiknya), hati-hati dengan ini yang namanya urusan pangan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jokowi menganggap ketidakpastian juga berimbas ke kenaikan inflasi di berbagai negara. Menurutnya, kenaikan inflasi dapat menyebabkan harga naik. Sehingga beban masyarakat dalam keinginan untuk membeli barang juga semakin tinggi.
Jokowi mengungkapkan inflasi di Amerika Serikat sekarang sudah di atas 7 persen. Bahkan, inflasi di beberapa negara sudah ada di atas 50 persen.
“Jangan dianggap enteng hal-hal seperti itu. Artinya apa? Masyarakat yang ingin membeli barang harus membayar dengan harga yang lebih tinggi,” tegasnya.
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
Di tengah kondisi tersebut, Jokowi memprediksi kelangkaan energi setelah terjadinya konflik Ukraina dengan Rusia. Untuk itu, ia meminta semua harus hati-hati.
“Sudah dulu sebelum perang harganya naik karena kelangkaan, ditambah perang harganya naik lagi. Sekarang harga per barel sudah di atas USD 100 yang sebelumnya hanya (kisaran) USD 50-USD 60, semua negara yang namanya harga BBM naik semua, LPG naik semuanya. Hati-hati dengan ini, karena semuanya naik (harganya),” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi menekankan permasalahan kelangkaan itu harus diwaspadai. Apabila dibiarkan, kata Jokowi, masalah tersebut dapat menimbulkan efek pada rantai pasok produsen dan konsumen.
Sebagai contoh, ketika pabrik memproduksi kemudian diikuti harga bahan baku dan BBM naik, maka biaya produksi naik. Ketika dikirim ke pasar, harga konsumen juga akan naik.
“Ini efek berantainya seperti ini. Supaya kita mengerti betapa ketidakpastian menimbulkan tantangan-tantangan yang tidak mudah,” tutur Jokowi.