Jokowi Targetkan Ekonomi RI 5,2 Persen di 2024, Kondisi di China Jadi Tantangan

18 Juni 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 ini sebesar 5,2 persen, dengan faktor pendorong utamanya adalah dari investasi dan konsumsi. PwC Indonesia menyoroti tantangan dan peluang Indonesia mengejar target tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ada penerapan kebijakan di negara-negara maju dengan memperketat kebijakan moneter dan pengurangan dukungan fiskal mereka. Perekonomian global diperkirakan akan mengalami perlambatan pada tahun 2024, dengan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) sebesar 2,9 persen, turun dari perkiraan pertumbuhan sebesar 3,2 persen pada tahun 2023.
Oleh karena itu, negara-negara tersebut diperkirakan akan mengalami penurunan yang moderat pada tahun 2024, sementara negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang relatif lebih stabil.
Posisi Indonesia saat Ekonomi Global Melambat
Tantangan Indonesia yang pertama adalah melambatnya perekonomian dunia, termasuk China sebagai mitra dagang utama Indonesia.
“Indonesia menargetkan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun 2024, meskipun terdapat tantangan seperti penurunan harga komoditas dan kondisi perekonomian di Tiongkok, mitra dagang utama Indonesia," kata Direktur Investasi PwC Indonesia, Julian Smith dalam keterangan tertulis, Selasa (18/6).
Ilustrasi perusahaan PwC. Foto: ShutterStock
Meski begitu ekonomi Indonesia masih terbilang ampuh, berkaca pada pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen pada 2023. Walau sedikit rendah dari tahun 2022 sebesar 5,31 persen, capaian itu didapat di tengah tantangan ekonomi global. Bahkan inflasi 2023 turun menjadi 2,61 persen dari 5,51 persen pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Konsumsi domestik yang menyumbang 57 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan akan tetap menjadi kontributor utama dalam mencapai target ini terutama setelah memperhitungkan kenaikan gaji sebesar 8 persen untuk 3,7 juta pegawai negeri serta peningkatan belanja untuk kegiatan terkait pemilu," kata Julian.
Kemenangan Prabowo dan Kepastian Investasi
Investasi yang diharapkan jadi salah satu motor penggerak ekonomi tahun ini, ditargetkan mencapai Rp 1.650 triliun. PwC memandang kemenangan Prabowo-Gibran dalam satu putaran pemilu 2024 ini bisa menjadi stimulus dengan memberi kepastian iklim investasi di dalam negeri. Apalagi, 50 persen dari Rp 1.650 triliun itu ditarget datang dari sumber asing, atau foreign direct investment (FDI).
"Investasi prioritas antara lain pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, pengembangan kawasan Batam, Bintan, dan Karimun, serta megaproyek pemindahan ibu kota (Ibu Kota Nusantara)," kata Julian.
ADVERTISEMENT
APBN 2024 ini menargetkan penerimaan negara Rp 2.802,3 triliun dan belanja Rp 3.325,1 triliun, sehingga defisitnya sebesar Rp 552,8 triliun. Belanja utamanya terdiri dari sektor pendidikan, perlindungan sosial, kesehatan, dan infrastruktur.
Sementara inflasi 2024 ditarget 2,6 persen, yang dipandang PwC Indonesia akan menemui jalan terjal berupa volatilitas harga pangan dan bahan bakar. Ditambah lagi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah terus menunjukkan tren peningkatan, terutama didorong sikap The Fed yang hawkish dalam mempertahankan kebijakan moneter yang ketat.
"Sikap ini berkontribusi pada depresiasi nilai tukar rupiah yang mencapai level terendah dalam 3,5 tahun terakhir yaitu Rp 16.249 per dolar AS pada bulan April 2024. Sebagai responsnya, Bank Indonesia telah menetapkan BI rate sebesar 6,25 persen untuk mengatasi perlambatan pasar ekonomi global dan untuk mengantisipasi suku bunga Federal Reserve yang lebih tinggi," kata Julian.
ADVERTISEMENT
Lapangan Kerja di RI Masih Tinggi
Kabar baiknya lapangan kerja di Indonesia masih terbilang tinggi di tengah tantangan ekonomi global saat ini. PwC Indonesia mencatat tingkat lapangan kerja di Indonesia mencapai 69,80 persen, salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20. Sayangnya lebih dari setengah lapangan kerja itu tergolong pekerjaan di sektor informal.
Julian menyimpulkan dari berbagai variabel ini, bahwa meskipun terdapat tantangan pada tahun 2023 Indonesia menunjukkan ketahanan terhadap guncangan global, dan basis ekonomi yang semakin terdiverifikasi diharapkan dapat memitigasi dampak negatif dari kondisi ketidakpastian ekonomi dunia. Hal ini menurutnya jadi modal penting menjadi landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
"Negara ini memperoleh manfaat dari peningkatan ekspor produk logam peleburan akibat kebijakan hilirisasi. Namun, masih ada potensi pertumbuhan lebih lanjut yang signifikan dengan memperluas jangkauan produk-produk teknologi tinggi dan
ADVERTISEMENT
memaksimalkan dampaknya terhadap lapangan kerja, sehingga dapat membantu memperkuat perekonomian dalam menghadapi tekanan keuangan eksternal," kata dia.