Jokowi Targetkan RI Kuasai 40 Persen Pasar Ekonomi Digital ASEAN di 2025

23 Agustus 2021 12:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ekonomi digital. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ekonomi digital. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perdagangan (Mendag) RI Muhammad Lutfi melakukan rapat tingkat 1 terkait RUU tentang Pengesahan Persetujuan ASEAN terkait Perdagangan Melalui Sistem Elektronik atau ASEAN Agreement on E-Commerce bersama Komisi VI DPR RI.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat ini, Mendag Lutfi menyampaikan, Presiden Jokowi menargetkan Indonesia bisa menguasai 40 persen dari potensi ekonomi digital di ASEAN. Angka itu ditargetkan tercapai di 2025.
Maka dari itu, melalui ASEAN Agreement on E-Commerce, pemerintah berupaya memanfaatkan perdagangan internasional, khususnya terkait perdagangan e-commerce melalui kerja sama dengan negara-negara ASEAN.
"Berdasarkan arahan Bapak Presiden Indonesia telah menargetkan agar pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia pada 2025 dapat menguasai sekitar 40 persen dari total potensi ekonomi digital di ASEAN," ujar Lutfi dalam rapat dengan Komisi VI DPR yang disiarkan secara virtual, Senin (23/8).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Kemendag RI
Di 2021 ini, kata dia, volume transaksi e-commerce diproyeksi naik hingga 38,17 persen atau sebanyak 1,3 miliar transaksi. Dibandingkan dengan 2020, volume transaksi tercatat sebesar 925 juta.
ADVERTISEMENT
"Di 2021 diperkirakan akan mencapai Rp 354,3 triliun, meningkat sekitar 33,11 persen per tahun dibanding 2020 yang hanya mencapai Rp 266,2 triliun," kata dia.
"Volume transaksi e-commerce juga mengalami peningkatan signifikan dengan pertumbuhan 68,34 persen per tahun. Di 2021, diprediksi volume transaksi mencapai 1,3 miliar transaksi, naik sebesar 38,17 persen per tahun dibanding 2020 yang hanya sebesar 925 juta transaksi," lanjutnya.
Menurutnya kini e-commerce menjadi salah satu sektor dominan dalam ekonomi digital. Maka itu penting bagi pemerintah untuk mengembangkannya bersama dengan sektor lainnya.
"Perkembangan ekonomi digital saat ini sudah tidak dapat terbendung lagi. Arus transaksi digital sudah mulai memasuki gelombang kedua, ketiga, dengan munculnya pemain di sektor baru seperti health technology contohnya Halodoc, Alodokter. Education tech seperti Ruang Guru, Jenius dan Ruang Belajar, dan financial tech seperti Dana, Ovo, dan Link Aja," tuturnya.
ADVERTISEMENT