Jokowi Ungkap Langkah RI Kurangi Emisi Karbon: Bangun PLTS hingga Industri Hijau

5 September 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menegaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon. Ia menyebut salah satunya adalah lewat keberadaan PLTS Terapung Cirata atau PLTS terbesar di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
“Kami juga memiliki PLTS apung, Pembangkit Listrik Tenaga Surya apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt peak, terbesar di Asia tenggara dan terbesar ketiga di dunia,” ungkap Jokowi ketika membuka International Sustainability Forum 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Kamis (5/9).
Selain PLTS Apung Cirata, Jokowi mengungkapkan keberadaan hutan mangrove di Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menyerap karbon.
“Hutan mangrove kami hutan mangrove Indonesia itu terbesar di dunia seluas 3,3 juta hektare yang mampu menyerap karbon 8 sampai 12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis yang banyak orang tidak tahu,” ujar Jokowi.
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Jokowi mengatakan Indonesia saat ini juga mempunyai kawasan industri hijau yang merupakan salah satu kawasan industri hijau terluas di dunia dengan luas 13.000 ha. Meski begitu, Jokowi menyebut seluruh hal yang dimiliki Indonesia tersebut tidak dapat berkontribusi secara signifikan jika investasi, riset, dan teknologi masih terbatas.
ADVERTISEMENT
“Tapi semua itu tidak akan memberi dampak signifikan bagi percepatan penanganan dampak perubahan ekonomi selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema yang meringankan,” ungkap Jokowi.
Jokowi menuturkan Indonesia sangat terbuka dengan siapa saja untuk segala kemitraan di bidang akses energi hijau. Ia berharap kemitraan yang ada dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.