news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi Ungkap Wisma Atlet Bisa Kolaps Bila Kasus COVID-19 Tak Dibendung di Juli

26 Agustus 2021 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang tenaga kesehatan berjalan di selasar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang tenaga kesehatan berjalan di selasar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengungkapkan Bed Occupancy Ratio (BOR) nasional hari ini, Kamis (26/8) berhasil turun ke angka 29 persen. Penurunan ini seiring dengan penurunan kasus harian di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Pertengahan Mei sudah turun 29 persen. Kemudian melompat karena varian Delta di pertengahan Juli, 18 juli hampir 80 persen, dan beberapa RS sudah 100 persen, dan alhamdulillah BOR kita pada hari ini, BOR nasional sudah turun jadi 29 persen. Ini patut kita syukuri," ujar dalam pembukaan Sarasehan 100 ekonom secara virtual, Kamis (26/8).
Sementara BOR Wisma Atlet hari ini, kata Jokowi, sudah turun di angka 12 persen. Dia mengatakan Wisma Atlet menjadi salah satu pertimbangan untuk mengambil kebijakan.
Presiden Joko Widodo tinjau Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menurutnya pada Juni lalu, jika pemerintah kemudian tak mengetatkan PPKM, Wisma Atlet kemungkinan akan kolaps. Pasalnya di Juni okupansi Wisma Atlet sudah di atas 90 persen.
"Biasanya saya pakai untuk patokan itu BOR Wisma Atlet. Dulu September tahun lalu pernah sampai 92 persen, turun di Mei pertengahan di angka 15 persen. Tapi melompat di akhir Juni 2021, 30 Juni bahkan sampai 91 persen," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Kemudian diteruskan 2 minggu kalau kenaikan tetap, sudah pasti Wisma Atlet akan kolaps. Ini juga alhamdulillah tadi pagi saya cek sudah di angka 12 persen BOR-nya," lanjutnya.
Dengan adanya lonjakan kasus di Juni yang berakhir pada pembatasan sejak Juli, Jokowi memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III memang akan lebih rendah dari capaian kuartal II.
"Kita tahu Q2 kita berada di angka 7,07 persen. Inflasi di angka 1,5 persen. Yang kita harapkan ini juga bisa berlanjut di Q3 meskipun kita pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Q3 pasti akan lebih rendah dari Q2," tuturnya.
Meski begitu, dia berharap pelandaian kasus COVID-19 saat ini bisa dipertahankan. Sehingga pemulihan ekonomi bisa terus berjalan.
ADVERTISEMENT
"Semua yang berkaitan dengan covid berimbas pada ekonomi, dan kita berharap dengan penanganan kasus yang turun, turun, turun, kita harap juga ekonomi akan kembali ke tahap demi tahap naik kembali," tutupnya.