Jokowi Waspadai Kenaikan Harga Minyak ke Inflasi: Sampai Kapan Kita Tahan?

12 Maret 2022 8:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menghadiri Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menghadiri Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mulai was-was terhadap panasnya eskalasi politik dan ekonomi global akhir-akhir ini. Sejumlah komoditas seperti energi dan pangan mulai mengalami kelangkaan.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, Jokowi juga mewaspadai mulai naiknya harga gandum dan kedelai dunia. Ditambah lagi dengan terjadinya kelangkaan kontainer dan inflasi yang mulai merangkak naik di sejumlah negara.
"Masa depan global semakin penuh ketidakpastian. Kelangkaan energi, satu. Juga beberapa negara sudah mulai terjadi kelangkaan pangan. Food price, harga pangan dunia naik semuanya," ujar Jokowi dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke 46 Universitas Sebelas Maret, Jumat (11/3).
Inflasi di Turki sempat menyentuh 48,7 persen. Sedangkan di Amerika yang biasanya di bawah 1 persen, saat ini inflasinya sudah tembus di level 7,5 persen.
Begitu juga di India sudah 6 persen dan inflasi Rusia 8,7 persen. Sementara itu Indonesia masih di level aman sekitar 2,2 persen.
ADVERTISEMENT
Jokowi ke Sri Mulyani: Sampai Kapan Kita Bisa Tahan?
Jokowi mengungkapkan bahwa Kementerian Keuangan masih berupaya menahan kenaikan harga minyak di masyarakat hingga saat ini. Jokowi pun sempat berceloteh dan bertanya pada Menkeu Sri Mulyani terkait kemampuan pemerintah untuk melakukan hal tersebut.
"Kita di sini masih nahan-nahan. Bu Menteri (Keuangan Sri Mulyani) saya tanya, gimana Bu? Tahannya sampai berapa hari ini? Kita nahan-nahan terus," tanya Jokowi yang disambut tawa para hadirin.
Jokowi mengakui sulitnya Menkeu dalam mengatur keuangan di masa krisis seperti saat ini. Ia mengingatkan bahwa masih terdapat tantangan yang perlu diantisipasi ke depan walaupun Indonesia dinilai berhasil mengelola keuangan dan pandemi COVID-19.
"Betapa tidak gampangnya mengelola APBN, mengelola keuangan di situasi yang sangat extraordinary ini. Dan kita tahu bahwa dunia sekarang ini pada situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang. Semua negara merasakan, semua negara bukan hanya negara kita. Sulit. Sangat sulit," ungkap Jokowi.
ADVERTISEMENT