Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Jokowi Waspadai Kenaikan Inflasi: Sampai Kapan Kita Bisa Tahan Seperti Ini?
11 Maret 2022 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Rantai pasok global juga menghadapi tantangan karena kelangkaan kontainer. Di sisi lain, inflasi di beberapa negara juga mulai terpantau naik.
“Masa depan global semakin penuh ketidakpastian. Kelangkaan energi, satu. Juga beberapa negara sudah mulai terjadi kelangkaan pangan. Food price, harga pangan dunia naik semuanya,” ujar Jokowi dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke 46 Universitas Sebelas Maret, Jumat (11/3).
Menurut Jokowi harga gandum dan kedelai dunia mulai naik. Kenaikan harga gandum hingga 20 persen saat ini tidak terlepas dari perang Rusia-Ukraina. Jokowi mengatakan, inflasi pangan ini telah terjadi sejak Januari 2022. Di Rusia inflasi pangan naik 12 persen, Amerika naik 6,9 persen, Turki 55,6 persen.
“Alhamdulillah kita masih di angka 3 persen. Tapi sampai kapan kita bisa menahan seperti ini?” ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, rantai pasok global juga menghadapi tantangan akibat kelangkaan kontainer. Padahal Jokowi mengeklaim dalam keadaan normal, kontainer dalam jumlah berapa pun sangat mudah dicari. Akibat kelangkaan ini, harga kontainer sekarang naik berkali lipat.
“Dulu naik dua kali, naik tiga kali, naik empat kali, naik lima kali. Artinya apa? Barang-barang logistik sampai ke konsumen pun karena terbebani harga kontainer yang naik menjadi juga dibeli lebih mahal. Efeknya ke mana-mana,” ujar Jokowi.
Tak hanya itu, beberapa negara saat ini juga mengalami kenaikan inflasi. Jokowi merinci, inflasi di Turki sempat menyentuh 48,7 persen. Sedangkan di Amerika yang biasanya di bawah 1 persen, saat ini inflasinya sudah tembus di level 7,5 persen. Begitu juga di India sudah 6 persen dan inflasi Rusia 8,7 persen. Sementara itu Indonesia masih di level aman sekitar 2,2 persen.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya kuncinya adalah kecepatan berubah dan bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Ini yang akan kita lakukan. Oleh sebab itu perlu stabilitas. Yang kita lakukan transformasi ekonomi. Dalam posisi seperti ini, keberanian mentransformasi ekonomi ini akan memberikan manfaat dan memberikan peluang jangka panjang kita akan menjadi lebih baik,” tandasnya.
***
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI . Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!