Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jumlah Investor SBN Tembus 1,17 Juta per Oktober 2024, Didominasi Milenial-Gen Z
11 Desember 2024 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), terdapat sekitar 611 ribu investor SBN, angka ini naik menjadi 831 ribu di akhir 2022. Selanjutnya jumlah investor mencapai 1 juta di akhir 2023 dan per Oktober 2024 angkanya mencapai 1,17 juta investor.
Platform investasi yang juga sebagai mitra distribusi (midis) yang ditunjuk Kementerian Keuangan, Bibit, mencatat kalangan milenial dan Gen Z kini mendominasi investor SBN.
“Kebanyakan pengguna Bibit adalah generasi milenial dan Gen Z. Tapi, hal yang cukup menyenangkan adalah kami secara konsisten menyaksikan banyaknya investor berusia 35-50 tahun yang mempercayakan Bibit sebagai platform investasi utama mereka,” ujar Direktur Bibit, Hilmawan Kusumajaya, dalam keterangannya, Rabu (11/12).
Dia melanjutkan, Bibit juga menjadi satu-satunya mitra distribusi SBN kategori fintech yang mendapatkan penghargaan dari Kemenkeu , yakni Mitra Distribusi Surat Utang Negara (SUN) Ritel Terbaik Tahun 2024 Kategori Financial Technology dan Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik serta Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel Terbaik Tahun 2024 Kategori Financial Technology.
ADVERTISEMENT
"Ke depannya, kami akan terus berinovasi, melakukan berbagai upaya edukasi, dan fokus mengajak masyarakat untuk membangun negeri lewat investasi di SBN dan SBSN,” kata Hilmawan.
Dia berharap, jumlah investor di instrumen pemerintah bisa kembali meningkat di tahun depan. “Kami sangat senang karena kehadiran Bibit sebagai Midis penjualan SBN telah membantu meningkatkan jumlah investor SBN di Indonesia. Kami berharap, di tahun 2025 jumlah investornya akan meningkat lagi sehingga bersama-sama kita dapat memperkuat pasar keuangan domestik,” tutup Hilmawan.
Berdasarkan data Kemenkeu, pemerintah telah menarik utang baru atau pembiayaan utang Rp 483,6 triliun hingga 30 November 2024. Angka ini setara 74,6 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp 648,1 triliun.
“Hingga November, pembiayaan utang mencapai Rp 483, triliun," kata Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, realisasi penarikan utang meningkat sekitar Rp 45,5 triliun dalam kurun waktu satu bulan. Pada Oktober 2024, realisasi pembiayaan anggaran melalui utang sebesar Rp 438,1 triliun.
Secara rinci, pembiayaan utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan surat berharga negara (SBN). Realisasi penerbitan SBN mencapai Rp 437,2 triliun, setara 65,6 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 666,4 triliun. Sementara itu, realisasi pembiayaan utang yang berasal dari pinjaman nilainya mencapai Rp 46,4 triliun.