Jumlah Pemudik 2025 Turun 7,6 Juta Orang, Ekonom Sebut Imbas Daya Beli-PHK

13 April 2025 7:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang antre pengecekan tiket kereta di Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (21/3/2025). Foto: Ferlian Septa Wahyusa/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang antre pengecekan tiket kereta di Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (21/3/2025). Foto: Ferlian Septa Wahyusa/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mencatat jumlah pemudik tahun ini turun 4,69 persen atau 7,6 juta orang menjadi 154,6 juta orang, dibandingkan tahun sebelumnya 162,2 juta orang.
ADVERTISEMENT
"Orang yang melakukan perjalanan (mudik) ada 154,6 juta," kata Menhub Dudy saat Acara Halalbihalal di Jakarta, Sabtu (12/4).
Menhub Dudy Purwagandhi di Jakarta, Sabtu (12/4/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Dudy masih akan menggali alasan sebenarnya jumlah pemudik tahun ini turun, alias belum bisa melihat apakah penurunan disebabkan karena masalah ekonomi.
"Daya beli mungkin kalau saya mohon maaf kalau saya berbeda, kami melihat penurunan hanya 4 persenan saya rasa angkanya masih single digit," ujarnya.
Pada mudik tahun ini, pengguna angkutan umum tercatat meningkat dengan angka 27,5 juta penumpang atau 8,5 persen dari tahun sebelumnya. Dudy bilang a berharap agar di tahun berikutnya pertumbuhan angkutan umum dapat semakin pesat.
Berbeda dengan Dudy, Ekonom sekaligus Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto, menyebut salah satu penyebab jumlah pemudik lebaran turun tahun ini karena melemahnya daya beli.
ADVERTISEMENT
Eko melanjutkan, anggaran untuk mudik tidak hanya sekadar biaya transportasi, namun masyarakat biasanya harus mengeluarkan pundi-pundi uang lebih untuk berbelanja di kampung halamannya.
Misalnya, untuk membeli bingkisan, akrab disebut hampers, membeli kue kering, belanja bahan makanan khas Lebaran, hingga menebarkan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk sanak saudara.
Center of Economic and Law Studies (CELIOS) juga mencatat masifnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di dua bulan awal tahun 2025 menekan perekonomian, tidak terkecuali saat momentum Ramadan dan Idul Fitri.
Per Februari 2025, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sudah ada 18.610 orang yang terkena PHK sejak awal tahun di mana angka ini naik dua kali lipat ketimbang periode yang sama.