Jurus WSBP Hadapi Kompetitor Precast: Digitalisasi hingga Manufaktur Hijau

13 September 2024 16:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beton yang disuplai WSBP. Foto: Dok. WSBP
zoom-in-whitePerbesar
Beton yang disuplai WSBP. Foto: Dok. WSBP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) terus berkomitmen memperkuat strategi pemasaran untuk menjaga kepercayaan customer di industri manufaktur. Melalui tiga lini bisnisnya, yakni precast, ready mix, dan jasa konstruksi, WSBP punya langkah jitu untuk menghadapi pesaing-pesaingnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu produk andalan WSBP, beton precast, mencatatkan penjualan produk senilai Rp 1,05 triliun. Angka ini berkontribusi terhadap Nilai Kontrak Dikelola (NKD) WSBP yang mencapai Rp 2,88 triliun per 31 Juli 2024.
VP of Precast & Post Tension WSBP Azizul Fajri (Aziz) menjelaskan bahwa produktivitas segmen beton precast ditunjang oleh adanya sembilan precast plant untuk memenuhi kebutuhan ke seluruh wilayah Indonesia.
Dikutip dari Laporan Tahunan WSBP 2023, plant ini dirancang untuk memproduksi beton putar dan non-putar yang kemudian dicetak menjadi produk beton precast maupun pracetak seperti tiang pancang (spun pile) serta balok jembatan.
Perusahaan, kata Aziz, menyiapkan strategi terbaik agar produk dapat diterima dalam kondisi maksimal di tangan konsumen. Pengiriman ini dilakukan lewat darat maupun laut, dengan selalu memperhatikan medan proyek.
ADVERTISEMENT
“Sudah kami siapkan strategi-strategi delivery-nya untuk meng-cover, bahkan sampai Indonesia timur,” ujar Aziz pada Selasa (3/9/2024).
Pencapaian ini turut didukung oleh adanya digitalisasi di operational plant. Untuk mampu bersaing di pasaran, WSBP menggunakan aplikasi khusus seperti SAP S/4 HANA dan E-proc yang digunakan dalam operasional. Dengan digitalisasi, akurasi data serta kecepatan penyajian data transaksi dapat terjaga.
Kepercayaan konsumen juga dibangun lewat optimalisasi produksi yang berbasis lean operation dan green manufacture (manufaktur hijau). Aziz menjelaskan, WSBP ikut merumuskan Standar Industri Hijau (SIH) bersama pemerintah sebagai salah satu wujud pengembangan industri hijau di Indonesia.
WSBP ikut suplai material untuk proyek tol trans sumatera. Foto: Dok. WSBP
Beberapa konsep industri hijau menurut Kemenperin, misalnya, penggunaan material dengan intensitas rendah, penggunaan energi alternatif, penggunaan teknologi rendah karbon, serta minimalisasi limbah.
ADVERTISEMENT
Dalam jurnal berjudul Analisis Daur Hidup Produksi Beton Fly Ash sebagai Upaya Mengurangi Dampak Emisi CO2 yang diterbitkan Undip tahun 2022, penelitian pada beton-beton yang menggunakan 25 persen fly ash memiliki dampak emisi GWP (global warming potential) lebih kecil pada lingkungan, yakni senilai 298 kilogram CO2. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan beton non-fly ash yang menghasilkan emisi GWP 347 kilogram CO2.
Langkah ini juga yang sudah dilakukan WSBP, yaitu memanfaatkan material alternatif berupa fly ash, limbah pengganti semen yang dinilai lebih ramah lingkungan. Berdasarkan data WSBP dalam Sustainability Report 2023, volume limbah fly ash dan bottom ash tahun 2023 tampak menurun signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. WSBP sendiri telah menggunakan fly ash untuk sebuah proyek senilai Rp 20 miliar.
ADVERTISEMENT
Aziz mengatakan bahwa salah satu kendala penggunaan fly ash selama ini di pasaran adalah tak semua spesifikasi proyek cocok dengan material hijau ini.
“Sekarang (masih) terkendala spesifikasi project. Yang sudah kita pakai itu nilainya Rp 20 miliar. Minority, tapi kami optimis ke depan proyek-proyek (makin banyak) yang menggunakan material hijau. Saat ini porsinya kecil, tapi titik baliknya, kita sudah pakai. Ini langkah kami untuk pakai di proyek selanjutnya,” jelas Aziz.
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menyuplai bahan konstruksi untuk pembangunan IKN Nusantara. Foto: Dok. WSBP
Sejauh ini, ujarnya, pabrik-pabrik precast kebanyakan masih bergantung pada semen sebagai bahan baku beton. Padahal, semen berpotensi menghasilkan polusi yang tinggi.
“Di luar negeri, penggunaan semen itu (sekitar) 50 persen, kalau kita (Indonesia) masih (sekitar) 80 persen. Jadi pemerintah mengumpulkan kita (produsen) bareng-bareng, salah satunya kami yang merintis (material hijau). Sebisa mungkin kami mengurangi penggunaan semen,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Optimalisasi produksi precast oleh WSBP juga ditunjang dengan menjaga komitmen dan meningkatkan kepercayaan pemasok lewat skema pembayaran back-to-back. Pembayaran dilakukan dari proyek ke perusahaan lalu ke vendor yang saling berkesinambungan.
Dalam lini bisnis precast, WSBP memiliki kapasitas produksi hingga 3,7 juta ton per tahun melalui precast plant-nya. Keunggulan tersebut membuat perusahaan ini mendapat pesanan produk precast dengan nilai kontrak fantastis.
Beberapa proyek precast yang ditangani WSBP antara lain LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai), berbagai proyek di IKN, pembangunan Jalan Tol Kataraja, pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino, dan pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang.
“Berbagai keunggulan yang kami miliki ini terbukti dari besarnya pemesanan produk precast yang kami terima untuk berbagai proyek infrastruktur nasional, termasuk proyek besar seperti LRT Jakarta Fase 1B dengan nilai kontrak Rp 125 miliar hingga proyek pembangunan di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) dengan nilai kontrak lebih dari Rp 100 miliar. Di tahun 2024 ini, 93,7 persen kontrak yang kami peroleh berasal dari eksternal,” jelas Aziz.
ADVERTISEMENT