Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pesawat N250 karya BJ Habibie sudah lama dihentikan pengembangannya akibat krisis ekonomi 1998 dan intervensi IMF. Prototype pesawat N250 sendiri pernah terbang perdana pada 10 Agustus 1995 dan sempat digadang-gadang jadi pesawat angkut buatan dalam negeri untuk menghubungkan antarpulau di Indonesia. Saat ini, pasar pesawat tipe baling-baling sejenis dikuasai oleh pabrikan pesawat asal Eropa, ATR.
ADVERTISEMENT
Untuk menghidupkan program pesawat ini, membutuhkan dana tak sedikit, sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 14,6 triliun. Setelah dihentikan pengembangannya, pesawat baling-baling itu terparkir dan jadi besi tua di area hanggar hingga parkir pesawat milik PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI di Bandung.
Setelah puluhan tahun terparkir di sana, PTDI memutuskan memindahkan badan pesawat ke museum pada 14 Agustus 2020. Pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca akan jadi koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta.
Mengutip pernyataan PTDI, Kamis (20/8), penyerahan pesawat karya almarhum BJ Habibie itu sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (SKEP) Nomor 284/VIII/2020 tanggal 14 Agustus 2020 tentang Penugasan Penerimaan Hibah Pesawat PA01 N250 milik PTDI untuk ditempatkan di Museum Pusat Dirgantara Mandala, Yogyakarta.
Manager Komunikasi Perusahaan & Promosi PTDI, Adi Prastowo mengatakan, pihaknya sudah melakukan proses pembongkaran pesawat, diawali dengan membuka semua panel akses di bagian utama, baik itu engine, propeller, maupun struktur utama pesawat N250 seperti body, wing, dan vertical stabilizer.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan pembongkaran mengedepankan safety, baik itu personel maupun peralatan yang digunakan.
"Ini dilakukan agar bagian-bagian struktur pesawat yang dibongkar tidak mengalami kerusakan hingga nanti dipasang kembali di Yogyakarta," ungkapnya.
Pesawat N250 PA01 Gatotkaca dikirimkan ke Yogyakarta melalui jalur darat. Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta akan melakukan proses penerimaan pada tanggal 25 Agustus 2020 yang akan dihadiri oleh Panglima TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Direktur Utama PTDI beserta jajaran pejabat di lingkungan TNI AU dan PTDI.
Menurut Adi pemindahan pesawat ke museum diharapkan menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat mengenai kedirgantaraan melalui karya BJ Habibie.
“Benar, agar masyarakat umum dapat mengetahui dengan mudah bahwa Indonesia pernah membuat pesawat terbang tercanggih pada saat itu dan juga untuk mengedukasi serta memotivasi pelajar perihal kedirgantaraan,” ujar Adi.
ADVERTISEMENT
Lanjutkan Impian BJ Habibie, PTDI Kembangkan Pesawat N219
Mimpi BJ Habibie agar Indonesia memiliki pesawat buatan sendiri untuk melayani dan menyambungkan pulau-pulau sebetulnya belum pupus. Para insinyur PTDI melanjutkan mimpi almarhum BJ Habibie dengan merancang pesawat baling-baling berukuran lebih kecil berkapasitas 19 orang, bernama N219.
Pesawat yang digagas PTDI Bersama LAPAN sejak 2009 tersebut saat ini dalam tahap uji terbang sebagai syarat untuk memperoleh sertifikasi tipe, sebelum pesawat diproduksi massal. Proses sertifikasi ditargetkan bisa rampung pada pertengahan tahun 2020.
"Rencana setelah tc (type certificate) di pertengahan tahun ini. Ya kita ke arah persiapan produksi. Mudahan-mudahan kita harus bisa tetap sesuatu schedule," ujar Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro ketika ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2).
Pesawat N219 ditargetkan mulai produksi pada tahun 2021. Tahap awal, PTDI akan memproduksi 2 unit pesawat N219 per tahunnya, kemudian ditingkatkan secara bertahap dari 4 unit, 12 unit hingga 36 unit per tahun di 2024.
ADVERTISEMENT
Tak hanya bisa mendarat di darat, pesawat N219 juga dikembangkan ke versi amfibi. Pesawat nantinya bisa mendarat di daerah yang belum memiliki landasan udara seperti di atas laut dan sungai.
N250 Sempat 'Nyangkut' di Gardu Tol Semarang
Pesawat N250 pada Kamis (20/8) menempuh perjalanan darat ke Yogyakarta setelah dibongkar menjadi beberapa bagian agar mudah diangkut. Namun rupanya di tengah perjalanan, pesawat itu dikabarkan tersangkut di Gardu Tol Banyumanik, Semarang.
Manajer Operasi PT Trans Marga Jawa Tengah (TMJ), Fauzi Abdurrahman, mengkonfirmasi adanya peristiwa tersebut. Namun Fauzi menyatakan bagian pesawat tersebut belum benar-benar nyangkut lantaran truk yang membawanya berhenti sebelum melintasi pintu tol.
“(Betul kejadian) jam 19.30 WIB,” kata Fauzi saat dikonfirmasi, pada Kamis (20/8) malam.
ADVERTISEMENT
Fauzi mengatakan, tinggi muatan tidak cukup untuk melintasi gardu yang saat itu dilewati. Sehingga, truk pengangkut pesawat itu pun mundur dan melintas lewat gerbang yang lebih tinggi.
“Dialihkan ke gardu paling kanan yang lebih besar,” ucapnya.
Upaya perpindahan gerbang tol itu memakan waktu cukup lama hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Saat ini pesawat tersebut sudah kembali melanjutkan perjalanan via tol dan belum ada informasi terkait kendala lainnya dalam perjalanan.