Kadin: Bidang Jasa Mulai Beralih ke Industri Ramah Lingkungan

Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani , saat forum IAC B20. Foto: Dok. B20

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta Kamdani, mengungkapkan pihaknya tengah mendorong perubahan industri bidang jasa menjadi ramah lingkungan.

Dia menargetkan pemerintah dapat mencapai 23 persen energi terbarukan di sektor industri jasa pada tahun 2025.

"Tapi saya harus mengatakan bahwa itu selalu kembali ke permintaan, bukan? Saya telah melihat bahwa kini kemajuan dalam bidang jasa dan industri ramah lingkungan semakin nyata. Kami berbicara tentang energi terbarukan dan bagaimana pemerintah berupaya mencapainya 23 persen pada tahun 2025," kata Shinta dalam acara Indonesia Sustainability Forum, Jakarta, Jumat (8/9).

Shinta menyebut untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah akan mendorong model transisi energi dengan teknologi berkaitan dengan intensifikasi untuk reformasi pangan dan lahan. Ini dilakukan untuk memperbaiki pembangunan pertanian Indonesia.

Media briefing Indonesia Sustainability Forum bersama Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, dan Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Kamdani. Foto: Dok. Kemenko Marves

"Khususnya untuk memperkenalkan teknologi bagi inovasi baru dan sistem baru untuk memperbaiki pembangunan pertanian Indonesia karena pada dasarnya Indonesia itu berbasis pertahanannya jadi kita harus menyadari bahwa dalam sektor ini masih banyak peluangnya," ujar Shinta.

Selain sektor pertanian, Shinta juga mengatakan pemerintah akan mendorong energi terbarukan di industri eko wisata. Hal itu lantaran banyak perusahaan manufaktur yang meminta produk berkelanjutan, khususnya di lini bisnis besar seperti pariwisata.

"Misalnya ekowisata ada begitu banyak peluang untuk equest wisata di Indonesia ini adalah suatu negara yang besar sukses, merupakan suatu yang harus kita perhatikan. Ada begitu banyak peluang di bidang ini dan kita juga perlu melihat pada karbonisasi industri banyak sekali perusahaan manufaktur yang kini mulai masuk ke permintaan pasar," ungkap Shinta.