Kadin Genjot Proyek Investasi Hijau RI Senilai Rp 840 T hingga 2040

19 April 2023 12:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid (tengah), menghadiri acara Bloomberg NEF sebagai rangkaian kegiatan G20 dan B20 di Amerika Serikat. Foto: @arsjadrasjid
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid (tengah), menghadiri acara Bloomberg NEF sebagai rangkaian kegiatan G20 dan B20 di Amerika Serikat. Foto: @arsjadrasjid
ADVERTISEMENT
Kadin Indonesia mulai menggenjot proyek investasi hijau senilai USD 545,3 miliar atau setara dengan Rp 810 triliun (kurs Rp 14.868 per dolar AS). Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, dalam Forum Bisnis Indonesia-Jerman.
ADVERTISEMENT
Arsjad menekankan, forum tersebut dilakukan untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi global, utamanya pada sektor hilirisasi industri dan teknologi hijau antara Indonesia dan Jerman, bahkan Uni Eropa (EU).
“Forum Bisnis Indonesia-Jerman yang merupakan bagian dalam Hannover Messe 2023, menjadi wadah bagi pemimpin bisnis untuk menjalin kerja sama global dalam sektor industri teknologi, terutama industri hijau," kata Arsjad dalam keterangan resminya, Rabu (19/4).
Peluang dalam sektor industri hijau sangat besar bagi Indonesia dan ini terlihat dari adanya proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia yang mencapai USD 545,3 miliar hingga tahun 2040. Pengembangan sektor industri ini harus dibarengi dengan penguatan usaha dalam menjaga lingkungan hidup serta upaya melaksanakan transisi energi.
ADVERTISEMENT
Menurut Arsjad, perkembangan industri dan pemeliharaan lingkungan Indonesia telah berjalan beriringan. Tercermin dari data yang diungkapkan Presiden Joko Widodo bahwa laju deforestasi turun signifikan dan terendah selama 20 tahun terakhir, kebakaran hutan turun 88 persen, rehabilitasi hutan mangrove sebesar 600 ribu akan selesai direhabilitasi di tahun 2024. Serta dibangun 30 ribu hektare kawasan industri hijau.
Presiden Jokowi saat membuka Paviliun Indonesia di Hannover Messe 2023, Senin (17/4/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Di samping itu, Indonesia juga menargetkan 23 persen sumber energi yang dihasilkan berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025, serta berencana untuk menutup seluruh pembangkit listrik tenaga uap batu bara di tahun 2050.
“Kita ingin betul-betul akan melakukan transisi energi hijau dan terjangkau bagi masyarakat. Untuk itu, kami mengundang semua yang ada dalam forum ini untuk bisa bekerja sama dan berinvestasi dalam hilirisasi industri energi baru terbarukan di Indonesia,” terang Arsjad.
ADVERTISEMENT
Melalui Hannover Messe 2023, terdapat 19 perjanjian yang ditandatangani di bidang industri, yaitu semikonduktor, tenaga surya, peralatan medis, pengelolaan limbah, industri kimia, pengembangan milling CNC, internet of things, industri digital, sistem pengisian dan baterai kendaraan listrik, investasi dan kawasan industri, keberlanjutan dan transisi energi, sumber daya manusia, serta start-up dan inovasi.
Kesempatan Kerja Sama antara Indonesia-EU dan ASEAN-EU Perlu Terus Ditingkatkan
Selain dengan Jerman, kerja sama dalam bidang industri juga perlu dijalin dengan antara Indonesia-EU. Data tahun 2022 dari Kementerian Perdagangan mencatat ada 33,2 miliar dolar total perdagangan antara Indonesia dan EU. Lebih detail, ekspor Indonesia ke EU tercatat sebesar 21,5 miliar dolar AS dan untuk impornya sebesar 11,7 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
“Ini menunjukkan bahwa kerja sama antara Indonesia-EU terjalin dengan baik. Sekarang tugas para pemimpin bisnis Indonesia adalah untuk meningkatkan berbagai kerja sama industri dan perdagangan kita ke depannya bersama mereka,” kata Arsjad.
Arsjad Rasjid selaku Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) juga menekankan dalam Forum Bisnis Indonesia-Jerman bahwa kerja sama lain yang perlu ditingkatkan adalah antara ASEAN-EU.
“Potensi industri hijau di Asia Tenggara masih perlu untuk terus kita kembangkan dan perlu terus dieksplorasi. Kami juga mengundang EU untuk terlibat dalam proses pembangunan industri hijau di Indonesia melalui sektor swasta,” kata Arsjad.
Arsjad menyoroti lima sektor kerja sama yang bisa dijalin oleh ASEAN-EU yang juga sejalan dengan isu prioritas ASEAN-BAC, yaitu transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, keamanan pangan, dan fasilitasi perdagangan dan investasi sebagai jalur menuju pembangunan ekonomi di ASEAN.
ADVERTISEMENT
“ASEAN bersemangat untuk memanfaatkan pertumbuhan industri masa depan dan melalui Hannover Messe 2023 ini kami ingin untuk selalu terhubung rekan bisnis global dan meningkatkan kerja sama dengan mitra yang sudah ada,” tegas Arsjad.