Kadin Minta Pemerintah Beri Insentif Sektor EBT untuk Tarik Investor

24 April 2025 17:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aryo Djojohadikusumo siap bantu logistik Prabowo  Foto: Resnu Andika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aryo Djojohadikusumo siap bantu logistik Prabowo Foto: Resnu Andika/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aryo Djojohadikusumo mendorong pemerintah agar memberikan intensif energi baru dan terbarukan (EBT), baik fiskal maupun nonfiskal di sektor ketenagalistrikan nasional.
ADVERTISEMENT
Aryo mengatakan Indonesia bisa belajar dari opsi-opsi insentif di negara maju yang pro terhadap pengembangan energi terbarukan. Insentif fiskal, misalnya, lewat pemberian tax holiday, tax allowance, dan pembebasan PPN.
Untuk insentif non-fiskal bisa diberikan melalui kemudahan perizinan dan dukungan infrastruktur. Sebagai contoh, Amerika Serikat (AS) melalui Energy Policy Act and Production Tax Credit (PTC) telah membuktikan efektivitas insentif dalam mendorong pertumbuhan EBT.
"Kami meminta pemerintah meramu renewable energy incentive program sebagai instrumen pendukung bagi pelaku EBT dan tentu untuk menarik investor," kata dalam keterangan resminya, Kamis (24/4).
Pemerintah melalui Kementerian ESDM baru saja menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 10 Tahun 2025 tentang Peta Jalan Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan, sebagai implementasi dari Perpres Nomor 112 Tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Menurut Aryo, kebijakan ini menjadi landasan strategis dalam percepatan pengembangan energi terbarukan di Tanah Air.
Katanya, Permen ESDM 10/2025 sejalan dengan program prioritas kerja Bidang ESDM Kadin Indonesia 2024-2029 'Indonesia Hijau' berupa energi baru terbarukan, dan konservasi energi.
Namun, dia mengingatkan pentingnya dukungan insentif yang memadai dan holistik guna menyukseskan proses transisi energi di sektor ketenagalistrikan nasional. Dia juga mendorong untuk mempromosikan investasi dalam proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT).
Pertimbangkan Blended Finance
Selain itu, Aryo turut mengusulkan pemerintah untuk mempertimbangkan opsi pendanaan campuran (blended finance) sebagai salah satu solusi inovatif untuk mendukung pengembangan EBT nasional.
Pendanaan EBT diakui Aryo masih mahal sehingga blended finance bisa menjadi opsi untuk mempercepat proses dengan menggabungkan berbagai sumber pendanaan yang murah.
ADVERTISEMENT
“Proyek EBT masih memerlukan investasi besar di awal. Dengan blended finance, risiko bisa dibagi antara sektor publik dan swasta, sekaligus menciptakan ekosistem yang menarik bagi investor,” papar Aryo.
Aryo memandang insentif yang tepat akan menjawab semua tantangan secara sekaligus. Dengan paket insentif komprehensif dan holistik, dia optimistis minat investor bakal meningkat signifikan.
Bagi Kadin, transisi energi bukan suatu pilihan melainkan keharusan. Melalui insentif yang tepat, Indonesia bisa mencapai target sebaran energi terbarukan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau.
Dikatakan Aryo, transisi energi yang sukses akan memberikan manfaat ganda, mulai dari penurunan emisi karbon sesuai komitmen Paris Agreement, penciptaan lapangan kerja hijau, penguatan ketahanan energi nasional, hingga peningkatan daya saing industri.