Kadin Sebut Kendaraan Listrik Bisa Jadi Solusi Atasi Kenaikan Harga Pertamax

Arsjad menilai kenaikan harga Pertamax berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia, meskipun kenaikan ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar dan faktor lain seperti harga minyak mentah global dan kurs rupiah terhadap dolar AS.
Arsjad menjelaskan kenaikan harga BBM nonsubsidi itu dapat mengurangi minat masyarakat, terutama pengguna BBM Pertalite, untuk beralih mengonsumsi Pertamax. Hal ini dinilai akan semakin meningkatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, Arsjad mengimbau pemerintah soal pentingnya diversifikasi sumber energi agar mengurangi kebergantungan pada bahan bakar fosil, yang rentan terhadap fluktuasi harga global.
Salah satu yang disarankan Arsjad adalah melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dia meyakini upaya tersebut akan mengurangi kebergantungan terhadap BBM.
"Kita perlu memperkuat program energi baru terbarukan, terutama untuk memberikan insentif untuk penggunaan kendaraan listrik beserta penguatan ekosistem industri kendaraan listrik,” ujar Arsjad melalui keterangan tertulis, Kamis (2/3).
Selain itu, Arsjad juga meminta pemerintah untuk mendorong peningkatan realisasi investasi di energi baru terbarukan (EBT) melalui implementasi kerangka kebijakan dan peraturan yang konsisten.
Kemudian, mempercepat pengadaan, mempersingkat proses negosiasi power purchasing agreement (PPA), dan menyederhanakan pembebasan lahan, izin lingkungan, serta berbagai penguatan infrastruktur dan teknologi.
Dia mengimbau masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi kebergantungan pada BBM agar dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi nasional.