Kadir Shoes, Akhir Sendu Bisnis Sepatu

23 Januari 2017 15:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pemilik Kadir Shoes (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pemilik Kadir Shoes (Foto: Istimewa)
"Shoes do not belong to me, even if I am the owner. But it belongs to the shoemaker,” ujar Kadir dalam wawancaranya dengan Manajer Nike Dan Armstrong seperti dikutip dari video Nike Inspirational - Kadir Shoes yang diunggah ke YouTube pada November 2012.
ADVERTISEMENT
Kadir Budi Satryawan ialah pengrajin sepatu custom di kawasan ekspatriat Kemang, Jakarta Selatan. Custom di sini maksudnya produk yang dirancang khusus sesuai keinginan konsumen.
Sudah lebih dari 30 tahun Kadir membuat sepatu. Namanya cukup tersohor di kalangan ekspat di Jakarta. Mereka senang memesan sepatu ke Kadir karena hasilnya lebih memuaskan bagi mereka.
Maklum, ukuran kaki bule berbeda dengan orang Indonesia. Jadi lebih aman bila mereka membeli sepatu secara custom ketimbang siap pakai.
Itu sebabnya pula para ekspatriat menjadikan Kadir Shoes sebagai toko langganan mereka.
Kadir memulai usahanya pada umur 42 tahun. Uniknya, dia tak bisa membuat sepatu. Kadir hanya merancang.
Salah satu sumber kesenangan lelaki 77 tahun itu ialah mendesain sepatu untuk perempuan, agar ia menjadi lebih cantik dan makin dicintai pasangannya.
ADVERTISEMENT
Seseorang tak perlu sungkan untuk singgah di toko Kadir. Mereka tak mesti harus membeli. Coba saja dulu. Jika merasa nyaman, boleh dibeli.
Tapi… bagaimana bila calon pembeli tak punya cukup uang padahal sepatu di toko Kadir cocok dan nyaman di kakinya?
“Walaupun kamu enggak bawa uang, tapi kamu senang (sepatu saya), kamu boleh ambil. Kamu enggak usah bayar. Lu datang (lagi), lu bayar. Kalau enggak datang juga enggak apa-apa,” kata Kadir.
Lah, lalu bagaimana jika pembeli tersebut sengaja kabur, tak mau membayar sepatu yang sudah ia ambil?
"Ok, we'll meet in heaven," ujar Kadir, enteng.
Kadir Shoes semula memiliki 14 orang karyawan. Tahun 2012, pegawainya menyusut separuh, tinggal 6 orang.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip dari livinginindonesiaforum.org, harga sepasang sepatu custom di Kadir Shoes dibanderol Rp 1,6 jutaan.
Selain sepatu, dompet rusak juga bisa diperbaiki di toko Kadir.
Pelayanan Kadir yang cepat dan ramah, serta kualitas produknya yang bagus membuat banyak pelanggan datang kembali untuk memesan sepatu di tokonya.
Tapi kini, Kadir Shoes hanya masa lalu. Bisnis sepatu kustomisasi itu telah tutup. Tokonya berubah menjadi gudang penyimpanan barang.
Warga sekitar toko tak tahu ke mana Kadir pergi. Nomor telepon yang tercantum di laman Kadir Gallery juga tak bisa dihubungi.
Kadir seperti menghilang begitu saja.
kumparan mencoba mencarinya, penasaran di mana “maestro” sepatu itu berada kini. Kami bertanya kepada keponakan Kadir, Astrid Kurniawan, yang mengunggah video pamannya itu ke YouTube tahun 2012.
ADVERTISEMENT
Sembilan hari setelah kami hubungi via akun media sosialnya, Astrid yang sekarang tinggal di Amerika Serikat membalas surel dalam bahasa Inggris.
Perempuan kelahiran 1984 itu mengatakan, Kadir menutup tokonya karena sakit. Tak ada yang meneruskan usaha itu karena anaknya pun tak berminat berbisnis sepatu.
Kadir, menurut Astrid, masih tinggal di Indonesia bersama anaknya.
Kadir Shoes tak ada lagi. Tapi sepatu-sepatu buatannya mungkin masih menemani langkah kaki para pembelinya.
Jangan lewatkan juga kisah berikut