Kala Bitcoin Cs Rontok, Simak Tips Cuan di Saham ala 'Warren Buffett' Indonesia

27 Juni 2021 9:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pos perdagangan di lantai perdagangan saham. Foto: REUTERS/Brendan McDermid
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pos perdagangan di lantai perdagangan saham. Foto: REUTERS/Brendan McDermid
ADVERTISEMENT
Investor kawakan Indonesia Lo Kheng Hong membagikan rahasia suksesnya berinvestasi di bursa saham selama puluhan tahun.
ADVERTISEMENT
Tips dari pria yang dijuluki Warren Buffet (investor kenamaan Amerika Serikat) ala Indonesia ini, layak untuk disimak. Terlebih lagi saat mulai lesunya pilihan investasi lain, seperti Bitcoin Cs yang padahal belum lama ini masih naik daun.
Berikut kumparan rangkum tips cuan di saham ala Lo Kheng Hong:

Kenali Karakter Perusahaan

Faktor pertimbangan yang paling utama menurut Lo, bukan Price to Earnings Ratio (PER) atau Price To Book Value (PBV). Justru menurut Lo faktor paling utama adalah tata kelola atau karakter perusahaan.
“PER dan PBV itu nomor satu atau tata kelola nomor satu? Saya selalu menomorsatukan tata kelola. Tata kelola nomor satu. Itu enggak bisa dibalik,” ujar Lo dalam Indonesia Investor Summit 2021, Sabtu (26/6).
ADVERTISEMENT
Lo Kheng Hong, investor perseorangan di bursa saham yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia. Foto: Dok. SBM ITB

Jurus Saham: Beli Mercy Harga Avanza

Selanjutnya apabila investor sudah yakin dengan karakter perusahaan maka langkah selanjutnya adalah melihat PER dan PBV. Lo menegaskan bahwa dia selalu membeli saham yang memiliki valuasi murah.
Dalam istilah Lo, dia akan membeli saham yang harganya salah, yaitu di bawah harga wajar. “Istilahnya beli Mercy harga Avanza,” ujarnya.

Bedah Laporan Keuangan Perusahaan

Lo juga mengimbau agar investor tak malas membedah laporan keuangan perusahaan. Menurutnya, cara tersebut sudah dia lakukan selama puluhan tahun.
“Itu (PER dan PBV) hanya pembuka. Kalau itu kondisi sudah menarik baru saya mendalami laporan keuangannya. Satu-satu saya lihat,” tuturnya.

Emiten Tidak Royal Bagi Dividen, Saham Masih Layak Koleksi?

Lo Kheng Hong mengatakan, emiten tidak membagi dividen bukan berarti sahamnya tidak layak koleksi. Menurut Lo, apabila sebuah perusahaan tidak membagi dividen justru artinya struktur permodalan perseroan tersebut menjadi semakin kuat.
ADVERTISEMENT
Dengan permodalan yang kuat maka perusahaan mempunyai kesempatan untuk semakin berkembang. “Jadi emang dikirain perusahaan yang enggak bagi dividen itu sesuatu yang negatif? Tidak!” ujar Lo.