Kaleidoskop 2024: Janji Semu Jokowi Ekonomi RI Tumbuh 7 Persen

26 Desember 2024 11:47 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Widodo saat masih menjadi Presiden Indonesia dan menghadiri Kongres Ekonomi Umat 2 Majelis Ulama Indonesia, di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Jumat (10/12). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo saat masih menjadi Presiden Indonesia dan menghadiri Kongres Ekonomi Umat 2 Majelis Ulama Indonesia, di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Jumat (10/12). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Tahun 2024 menutup babak kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan berbagai catatan manis dan pahit. Salah satu janji yang masih menjadi sorotan adalah target ambisius pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen secara tahunan (year on year/yoy) yang digaungkan di awal periode kepemimpinannya. Namun, hingga penghujung tahun ini, target tersebut tetap menjadi bayangan yang sulit diwujudkan.
ADVERTISEMENT
Ekonomi Indonesia di 2014 atau awal kepemimpinan Jokowi, hanya tumbuh 5,02 persen yoy. Kemudian turun di 2015 menjadi 4,79 persen.
Di tahun 2016 ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen. Kemudian naik lagi di 2017 menjadi 5,07 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 melesat ke angka 5,17 persen. Kemudian, di 2019 pada akhir kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla, dan awal kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin ekonomi Indonesia bertengger di angka 5,2 persen.
Tahun 2020 membawa tantangan terbesar yang dihadapi ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade terakhir, yakni pandemi COVID-19. Pandemi ini tidak hanya mempengaruhi sektor kesehatan tetapi juga memukul keras perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Aktivitas ekonomi menurun tajam seiring dengan pembatasan sosial dan penutupan bisnis untuk mencegah penyebaran virus.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (26/1/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
Di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang sangat berat yakni minus 2,07 persen.
ADVERTISEMENT
Setahun berlalu, ekonomi Indonesia mengalami pemulihan di 2021 yakni tumbuh 3,69 persen. Kemudian, di tahun 2022 ekonomi tumbuh 5,31 persen.
Tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 5,05 persen yoy.
Lantas, bagaimana dengan data pertumbuhan ekonomi di akhir kepemimpinan Jokowi? Berikut kaleidoskop ekonomi di 2024.

Ekonomi Kuartal I

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I 2024 sebesar 5,11 persen yoy. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2015.

Ekonomi Kuartal II

Pada kuartal II 2024 ekonomi Indonesia tumbuh melambat di 5,05 persen yoy. Angka ini lebih kecil bila dibandingkan kuartal I 2024 yang mencapai 5,11 persen yoy dan juga melambat bila dibandingkan kuartal II 2023 yang mencapai 5,17 persen yoy.
ADVERTISEMENT

Ekonomi Kuartal III

Pada kuartal III 2024, ekonomi Indonesia kembali mengalami perlambatan yakni tumbuh 4,95 persen yoy. Sepanjang Januari-September 2024, BPS mencatat ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,03 persen.

Target Ekonomi Jokowi sebagai Halusinasi

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengkritik tajam model pembangunan ekonomi yang diterapkan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen yang dicanangkan sejak awal masa jabatan Jokowi merupakan hal yang tidak realistis.
"Iya, sejak awal target pertumbuhan (Jokowi) 7 persen adalah halusinasi," kata Bhima kepada kumparan, Kamis (26/12).
Bhima menjelaskan, strategi pembangunan infrastruktur yang masif di era Jokowi tidak berdampak signifikan pada industrialisasi. Ia juga menyoroti kurangnya manfaat ekonomi Indonesia dari dinamika global.
ADVERTISEMENT
"Saat Pak Jokowi menjabat kan ada perang dagang jilid I antara AS-China, tapi tidak ada satu pun relokasi pabrik ke Indonesia dari dua negara raksasa itu. Ada paradoks pembangunan dan potential loss dari sisi daya saing," jelas Bhima.
Selain itu, Bhima menilai, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga menghadapi tekanan berat akibat tingginya pembayaran utang pemerintah yang melonjak 254 persen dalam sepuluh tahun terakhir.
Bhima bahkan memberikan label yang tajam terhadap Presiden Jokowi. "Jokowi adalah Bapak degrowth (penurunan ekonomi)," tegasnya.
Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2024 akan mengalami perlambatan. Meski begitu, ia memastikan Indonesia jauh dari resesi.
"Dia melambat (ekonomi RI 2024). Jadi jangan bayangkan bahwa kita akan masuk resesi atau signifikan slow down dari growth, i don't think so. Indonesia jauh dari itu," kata Chatib dalam acara Market Outlook 2024, pertengahan Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Chatib menyebut penurunan harga komoditas menjadi tantangan untuk pemerintah dalam mengerek pendapatan negara. Untuk itu, ia meminta pemerintah fokus terhadap perekonomian domestik.
"Jadi saya enggak bicara ekonomi Indonesia akan tumbuh di bawah 5 persen. I think dengan kondisi seperti sekarang itu, 5 persen itu kita masih bisa punya dampak. Jadi relatif terhadap tahun sebelumnya, dia melambat," ungkapnya.
Sementara itu, melalui Undang-undang Nomor 19 Tahun 2023 tentang APBN 2024, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen di tahun ini.