Kaleidoskop BEI: Intip Kinerja 55 Emiten Baru Sepanjang 2019

31 Desember 2019 17:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2019, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 55 perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Jumlah tersebut sejatinya tidak memenuhi target yang ditetapkan bursa yaitu sebanyak 57 emiten atau sama dengan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Saat perdagangan terakhir di 2019 kemarin, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, tahun ini bukan tahun yang mudah bagi kinerja perdagangan saham. Sehingga menurutnya, capaian 55 emiten di tahun ini sudah termasuk sebuah prestasi. Beberapa emiten baru juga menunjukkan kinerja yang cukup positif.
Patung banteng di Bursa Efek Indonesia. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
Berikut kumparan merangkum kinerja 55 emiten baru sepanjang 2019.
1. PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) melantai di bursa pada 8 Januari 2019. Dalam aksi korporasi tersebut, keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 150 juta saham atau setara 33,33 persen dari modal ditempatkan. Harga penawaran sahamnya Rp 135 per saham. Dengan demikian, Sentra Food meraup dana Rp 20,25 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham FOOD turun 12 persen ke posisi Rp 119 per saham.
ADVERTISEMENT
2. PT Estetika Tata Tiara Tbk (BEEF) menjadi emiten kedua di 2019, resmi melantai di bursa pada 10 Januari. BEEF merupakan perusahaan daging dengan bisnis model terintegrasi dari hulu ke hilir. BEEF memiliki bisnis pengolahan dan perdagangan sapi, ayam, ikan, peternakan, serta distribusi makanan olahan. Distributor daging untuk Pizza Hut dan Hokben itu telah menawarkan 376,86 juta saham baru atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga pelaksanaan penawaran umum saham perdana sebesar Rp 340 per saham. Dengan harga tersebut, perolehan dana IPO mencapai Rp 128,13 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham BEEF naik 19 persen ke posisi Rp 404 per saham.
ADVERTISEMENT
3. PT Pollux Investasi Internasional Tbk (POLI) yang melantai di bursa pada 10 Januari 2019 menjadi emiten ke-3 pada 2019. Perseroan dengan kode saham POLI itu menetapkan harga IPO sebesar Rp 1.635 per saham dengan jumlah saham yang dilepas mencapai 402,10 juta. Sehingga melalui IPO tersebut, dana yang diraih mencapai Rp 657,44 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham POLI turun 9 persen ke posisi Rp 1.490 per saham.
4. PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) mencatatkan saham perdana pada Jumat, 18 Januari 2019. Perseroan menjadi perusahaan keempat yang melantai di BEI pada tahun ini. Perseroan yang bergerak di bidang properti ini melepas 520 juta saham dan menetapkan harga penawaran Rp 180 per saham. Dengan demikian, dana yang diraup sebesar Rp 93,6 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham CLAY naik 1.877 persen ke posisi Rp 3.560 per saham.
ADVERTISEMENT
5. PT Nusantara Properti Internasional Tbk (NATO) resmi melantai di bursa pada 18 Januari 2019. Dalam aksi korporasi tersebut, keseluruhan saham yang dilepas berjumlah berjumlah 2 miliar saham. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp 103 per saham. Dengan demikian, NATO meraup dana Rp 206 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham NATO naik 953 persen ke posisi Rp 1.085 per saham.
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Foto: ANTARA FOTO/ Wahyu Putro
6. Pada 21 Februari 2019, PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) resmi mencatatkan sahamnya di BEI. JAYA bergerak pada Sektor Infrastructure, Utilities and Transportation dengan subsektor Transportation. Perseroan dengan kode saham JAYA itu menetapkan harga IPO sebesar Rp 288 per saham. Jumlah saham perseroan yang dilepas ke publik mencapai 150 juta unit atau sebesar 40 persen dari modal disetor dan ditempatkan JAYA setelah penawaran umum perdana. Dari aksi korporasi ini, perseroan memperoleh tambahan modal Rp 43,2 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham JAYA turun 71 persen ke posisi Rp 83 per saham.
ADVERTISEMENT
7. Saham emiten produsen cokelat, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) resmi dicatatkan di papan pengembangan BEI pada Rabu, 20 Maret dan menjadi emiten ke-7 tahun ini dan ke-625 di BEI. Perusahaan melepas 168 juta saham ke publik dengan harga perdana Rp 198 per saham dan meraih dana Rp 33,26 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham COCO naik 359 persen ke posisi Rp 910 per saham.
8. Perusahaan yang fokus bergerak di bidang engineering, procurement, and construction (EPC), PT Meta Epsi Tbk melaksanakan IPO pada 10 April 2019. Perseroan dengan kode saham MTPS ini menetapkan harga IPO sebesar Rp 320 per dengan saham yang dilepas mencapai 625 juta lembar sehingga dana yang diperoleh melalui IPO adalah Rp 200 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham MTPS naik 178 persen ke posisi Rp 890 per saham.
ADVERTISEMENT
9. PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI) resmi melantai di bursa 11 April 2019. Dalam aksi korporasi tersebut, keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 683,37 juta saham atau setara 28,08 persen dari modal ditempatkan melalui IPO. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp 125 per saham. Dengan demikian, Sentra Food meraup dana Rp 85,42 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham CPRI turun 4,8 persen ke posisi Rp 119 per saham.
10. Saham emiten properti, PT Menteng Heritage Realty Tbk resmi dicatatkan di papan pengembangan BEI pada 12 April dan menjadi emiten ke-10 tahun ini. Perseroan dengan kode saham HRME itu menetapkan harga IPO sebesar Rp 105 per saham. Perusahaan melepas 1,19 miliar saham ke publik dan meraih dana IPO mencapai Rp 125,13 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham HRME naik 719 persen ke posisi Rp 860 per saham.
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
11. PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) melantai di bursa pada 10 Mei 2019. Dalam aksi korporasi tersebut, keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 1,7 miliar saham atau setara 20,26 persen dari modal ditempatkan melalui IPO. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp 150 per saham. Dengan demikian, Sentra Food meraup dana Rp 255 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham POSA turun 66 persen ke posisi Rp 50 per saham.
ADVERTISEMENT
12. PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) melantai di bursa pada 16 Mei 2019. Keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 203.406.700 unit dengan nilai Rp 100 per lembar. Jumlah saham ini setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan melalui IPO. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp 246 per saham. Dengan demikian, JAST meraup dana segar Rp 50,03 miliar. Jasnita memiliki tiga inti bisnis yaitu Cloud Communications, Call Centre, ICT untuk Government dan Corporate. Tiga segmen utama yang menjadi target pasar Jasnita yaitu segmen UKM, perusahaan besar, dan pemerintah daerah. Saat ini Jasnita memiliki 3 produk layanan yaitu JASCLOUD (layanan komunikasi cloud), BLAZEID (layanan broadband & Wi-Fi seluler) serta SmartCity. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham JAST naik 479 persen ke posisi Rp 1.425 per saham.
ADVERTISEMENT
13. Perusahaan pengelola hotel, PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) resmi melantai di bursa pada 11 Juni 2019 dan menjadi emiten ke-13 di tahun ini. Hotel Fitra Internasional melepas sebanyak 220 juta saham ke publik dengan harga perdana Rp 102 per saham dan meraih dana IPO senilai Rp 22,44 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham FITT turun 26,4 persen ke posisi Rp 75 per saham.
14. PT Bali Bintang Sejahtera Tbk resmi melantai di bursa pada 17 Juni 2019. Pengelola manajemen klub sepak bola Bali United ini menjadi perusahaan ke-14 yang melantai di BEI pada 2019. Perseroan melepas sebanyak 2 miliar lembar saham atau 33,33 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Perseroan menetapkan harga saham IPO Rp 175 dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Total dana yang diraup dari IPO Rp 350 miliar. Dana hasil IPO digunakan untuk perbaikan stadion, anak usaha dan lainnya. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham BOLA naik 88 persen ke posisi Rp 330 per saham.
ADVERTISEMENT
15. PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk resmi mencatatkan saham perdana pada 18 Juni 2019. Emiten dengan kode saham CCSI ini menjadi emiten ke-15 yang melantai di BEI sepanjang 2019. Perseroan melepas sebanyak 200 juta lembar saham atau 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Perseroan menetapkan harga saham IPO Rp 250 per saham. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, sahamnya naik 3,2 persen ke posisi Rp 258 per saham.
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
16. Perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi keuangan, PT Surya Fajar Capital Tbk resmi mencatatkan saham perdana pada 19 Juni 2019. Emiten dengan kode saham SFAN ini menjadi emiten ke-16 yang melantai di BEI sepanjang 2019. Harga saham perdana atau IPO ditetapkan sebesar Rp 188 per saham. Perseroan menawarkan 212,5 juta saham baru atau sebanyak 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Dengan begitu, jumlah seluruh nilai penawaran umum sebesar Rp 39,95 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham SFAN naik 471,8 persen ke posisi Rp 1.075 per saham.
ADVERTISEMENT
17. Pada 26 Juni, PT Golden Flower Tbk resmi menjadi perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI ke-17 pada tahun 2019. Perusahaan garmen berkode saham POLU itu menerbitkan 150 juta lembar saham baru. Adapun jumlah itu setara dengan 20 persen dari total modal yang ditempatkan atau disetor penuh perseroan. Harga penawaran ditetapkan Rp 288 per saham. POLU merupakan perusahaan garmen yang fokus memproduksi fashion wanita dengan merek seperti Michael Kors, Calvin Klein, Tommy Hilfiger, DKNY dan American Eagle. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham POLU naik 733 persen ke posisi Rp 2.400 per saham.
18. PT Krida Jaringan Nusantara Tbk mencatatkan saham perdana di BEI pada 1 Juli 2019. Perusahaan pengiriman dan logistik dengan nama KJEN Express ini menjadi emiten ke-18 yang IPO di 2019. Adapun keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 150 juta saham atau setara 30 persen dari modal ditempatkan melalui penawaran umum perdana saham atau IPO. Harga penawaran sahamnya senilai Rp 202 per saham. Dengan demikian, KJEN meraup dana segar senilai Rp 30,30 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham KJEN naik 919 persen ke posisi Rp 2.060 per saham.
ADVERTISEMENT
19. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) mencatatkan saham perdana di BEI pada 4 Juli 2019. Jumlah saham yang ditawarkan ITIC adalah sebanyak 274,06 juta lembar atau 29,13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana. Harga penawaran sahamnya senilai Rp 219 per saham. Dengan demikian, dana yang dapat dikantongi Indonesian Tobacco dari IPO sebesar Rp 60,02 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham ITIC naik 1.087 persen ke posisi Rp 2.600 per saham.
20. PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) mencatatkan saham perdana di BEI pada 4 Juli 2019. Perusahaan ini melepaskan 150 juta sahamnya ke publik atau setara dengan 22,57 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Dengan demikian, perseroan meraih dana segar senilai Rp 22,5 miliar. Harga penawaran sahamnya senilai Rp 150 per saham. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham KAYU turun 54,6 persen ke posisi Rp 68 per saham.
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
21. Perusahaan sektor properti, PT Bima Sakti Pertiwi Tbk resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada 5 Juli 2019. Bima Sakti Pertiwi yang menjadi emiten ke-21 di 2019 ini mendapatkan kode emiten PAMG. Keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 625 juta atau setara 20 persen dari modal ditempatkan melalui penawaran umum perdana saham atau IPO. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp 100 per saham. Dengan demikian, PAMG meraup dana segar Rp 62,5 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham PAMG turun 33 persen ke posisi Rp 67 per saham.
ADVERTISEMENT
22. PT Envy Technologies Indonesia Tbk melantai di bursa pada 8 Juli 2019 dengan kode saham ENVY. Perusahaan melepas 600 juta lembar saham kepada publik atau setara dengan 33,33 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Harga penawaran saham ditetapkan sebesar Rp 370 per saham. Dengan demikian, perseroan meraih dana segar Rp 222 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham ENVY naik 143 persen ke posisi Rp 900 per saham.
23. PT MNC Vision Networks Tbk resmi melantai di bursa pada 8 Juli 2019 dengan kode saham IPTV dan menjadi emiten ke-23 pada 2019. Perusahaan menawarkan 3,5 miliar lembar sahamnya kepada publik dengan harga Rp 240 per saham. Dengan demikian, perseroan meraih dana segar Rp 840 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham IPTV naik 110 persen ke posisi Rp 505 per saham.
ADVERTISEMENT
24. PT Berkah Prima Perkasa Tbk resmi melantai di bursa pada 8 Juli 2019 menjadi emiten ke-24 pada 2019. Emiten Berkah Prima Perkasa diperdagangkan dengan kode saham BLUE. Perseroan menawarkan saham sebanyak 168 juta lembar saham dengan nominal Rp 100 dan harga penawaran Rp 130 per saham. Sehingga perseroan berhasil meraup dana segar Rp 21,84 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham BLUE naik 303,8 persen ke posisi Rp 525 per saham.
25. Emiten perhotelan PT Easparc Hotel Tbk (EAST) pada 9 Juli 2019 mencatatkan sahamnya di BEI. Emiten baru ini adalah perusahaan dari sub-sektor perhotelan asal Yogyakarta. EAST menawarkan sebanyak-banyaknya 412,63 juta saham atau 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. EAST menetapkan harga penawaran sebesar Rp 133 sehingga dana segar yang diperoleh setelah IPO sebesar Rp 54,88 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham EAST turun 30,8 persen ke posisi Rp 92 per saham.
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
26. PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk resmi melantai di bursa pada 8 Juli 2019 dengan kode saham LIFE. Perseroan melepas sebanyak 393.750.000 saham ke publik. Jumlah tersebut setara dengan 37,5 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Adapun harga IPO Sinarmas MSIG Life sebesar Rp 12.100 per saham dengan total nilai sebesar Rp 4,76 triliun. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham MSIG turun 49,5 persen ke posisi Rp 6.100 per saham.
ADVERTISEMENT
27. PT Fuji Finance Indonesia Tbk resmi melantai di bursa pada 8 Juli 2019 dengan kode saham FUJI. Jumlah saham penawaran umum FUJI adalah sebanyak 300.000.000 lembar. Angka ini mewakili 23,08 persen dari modal yang ditempatkan dan disetorkan penuh sesudah dilakukannya penawaran umum. Harga saham Rp 110 per saham dengan nominal Rp 100 per lembar sahamnya. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham FUJI stagnan di posisi Rp 110 per saham.
28. PT DMS Propertindo Tbk resmi melantai di bursa pada 9 Juli 2019. Emiten berkode saham KOTA ini melepas sebanyak 933.000.000 saham melalui penawaran umum IPO. Harga penawaran sebesar Rp 200 per saham. Melalui IPO, emiten yang bergerak di sektor pengembangan properti, perhotelan dan jasa manajemen hotel tersebut memperoleh dana segar senilai Rp 186,6 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham KOTA naik 317 persen ke posisi Rp 835 per saham.
ADVERTISEMENT
29. Produsen serat stapel buatan dari botol plastik dan industri bukan tenunan (non-woven) PT Inocycle Technology Group Tbk resmi melantai di BEI pada Rabu, 10 Juli 2019. Emiten berkode saham INOV ini menawarkan 608 juta saham atau setara dengan 33,62 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran sebesar Rp 250 per saham. Melalui IPO ini, INOV memperoleh dana segar sebesar Rp 152 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham INOV naik 51,2 persen ke posisi Rp 378 per saham.
30. PT Arkha Jayanti Persada Tbk resmi melantai di BEI pada Rabu, 10 Juli 2019. Perseroan yang mendapatkan kode saham ARKA ini menawarkan saham sebanyak 500 miliar kepada publik atau setara 25 persen modal disetor dan ditempatkan. Harga penawaran ditetapkan Rp 236 per saham. Dengan demikian, ARKA memperoleh dana segar Rp 118 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham ARKA naik 785,5 persen ke posisi Rp 2.090 per saham.
IPO, Saham Kencana Energi Naik 48,99 persen. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
31. Perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan kemasan karton terintegrasi PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk resmi melantai di BEI pada Rabu, 10 Juli 2019. Emiten berkode saham SMKL ini menawarkan sebanyak 650 juta lembar saham ke publik melalui IPO. Harga saham IPO perseroan ditetapkan sebesar Rp 193 per lembar saham. Dari aksi IPO ini, dana yang dikumpulkan perseroan mencapai Rp 125 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham SMKL naik 22,2 persen ke posisi Rp 236 per saham.
ADVERTISEMENT
32. PT Hensel Davest Indonesia Tbk resmi menjadi perusahaan teknologi finansial (fintech) pertama yang mencatatkan sahamnya di BEI lewat IPO. Perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan aplikasi perdagangan melalui internet (e-commerce) serta pendistribusian produk digital ini, mendapatkan kode saham HDIT. Perseroan menjadi emiten ke-32 yang melantai di bursa di tahun 2019. Dalam aksi korporasi ini, perusahaan dengan merek fintech DavestPay ini melepas sebanyak-banyaknya 381,17 juta saham atau sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp 525 per saham. Dengan demikian, perseroan mengantongi dana sebesar Rp 200,1 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham HDIT naik 25,7 persen ke posisi Rp per 660 saham.
33. Perusahaan pembangkit listrik tenaga air, PT Kencana Energi Lestari Tbk, resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 2 September 2019. Saat dilepas, harga emiten berkode KEEN itu senilai Rp 396 per saham. Perseroan melepas sebanyak 733,26 juta lembar saham di IPO ini, yang setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Dengan demikian, dana yang diperoleh perseroan melalui IPO tersebut sebesar Rp 290,371 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham KEEN naik 38,8 persen ke posisi Rp 550 per saham.
ADVERTISEMENT
34. PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI) resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 16 September 2019. Dalam penawaran umum perdana saham, Bhakti Agung Propertindo menerbitkan 1,67 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh perseroan melalui IPO tersebut sebesar Rp 251 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham BAPI turun 66,6 persen ke posisi Rp 50 per saham.
35. Entitas anak dari PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada 17 September 2019. Telefast melepas 416,67 juta saham atau setara dengan 25 persen dari modal disetor. Pada harga IPO Rp 180 per saham, emiten ini mengantongi dana segar Rp 74,99 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham TFAS naik 8,3 persen ke posisi Rp 195 per saham.
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
36. Perusahaan baja PT Gunung Raja Paksi Tbk resmi mencatatkan saham pada papan utama di BEI dengan kode saham GGRP pada 19 September 2019. Dalam penawaran umum perdana saham ini, perseroan telah melepas sebanyak 1,23 miliar lembar saham dengan harga penawaran Rp 840 per saham sehingga dana yang dapat dihimpun perseroan sebesar Rp 1.033 triliun. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham GGRP turun 53,5 persen ke posisi Rp 390 per saham.
ADVERTISEMENT
37. Perusahaan penjual baja bekas PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) resmi melantai di BEI pada 23 September melalui IPO dengan melepas 400 juta saham. Harga penawaran sebesar Rp 135 per saham. Melalui aksi korporasi ini perseroan mendapatkan dana segar hingga Rp 54 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham OPMS turun 25,9 persen ke posisi Rp 100 per saham.
38. Perusahaan developer dan properti yang fokus di wilayah Tangerang dan Kabupaten Karawang, PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) resmi melantai di bursa pada 25 September 2019. NZIA menerbitkan sebanyak-banyaknya 21,003 persen atau 461,53 juta saham dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun NZIA menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 220 per saham. Dengan demikian, perusahaan memperoleh dana segar setelah IPO sebesar Rp 101,53 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham NZIA naik 272,7 persen ke posisi Rp 820 per saham.
ADVERTISEMENT
39. PT Gaya Abadi Sempurna Tbk resmi melantai di bursa pada 7 Oktober 2019. Jumlah saham yang dicatatkan sebesar 2 miliar saham, yang terdiri atas saham pendiri sebesar 1,5 miliar saham dan saham penawaran umum 500 juta saham. Adapun emiten dengan kode saham SLIS ini menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 115 per saham. Dengan demikian, dana yang dihimpun SLIS dari IPO sebesar Rp 57,5 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham SLIS naik 3.630 persen ke posisi Rp 4.290 per saham.
40. Perusahaan pengolah logam dan bahan mineral PT Trinitan Metals and Minerals Tbk resmi melantai di BEI pada 9 Oktober 2019. Melalui IPO, emiten ke-40 yang melantai di BEI pada 2019 ini memperoleh dana segar hingga Rp 100 miliar. Perseroan menawarkan 333,33 juta saham atau setara dengan 25 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun emiten dengan kode saham PURE ini menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 300 per saham. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham PURE turun 10 persen ke posisi Rp 270 per saham.
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
41. PT Itama Ranoraya Tbk resmi melantai di BEI pada 15 Oktober 2019. Itama Ranoraya menjadi perusahaan ke-41 sepanjang 2019 dan menjadi perusahaan ke-655 yang tercatat di BEI. Emiten dengan kode saham IRRA ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distributor alat kesehatan. IRRA menjadi distributor alat kesehatan kepada institusi pemerintah seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Puskesmas, dan lainnya. IRRA melepas 400 juta lembar saham dengan harga Rp 374 per saham. Sehingga, IRRA meraup dana segar sebesar Rp 149,6 miliar dalam IPO kali ini. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham IRRA naik 73,7 persen ke posisi Rp 650 per saham.
ADVERTISEMENT
42. PT Digital Mediatama Maxima Tbk resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 21 Oktober 2019. Emiten berkode saham DMMX ini menjadi perusahaan ke-42 sepanjang 2019 dan menjadi perusahaan ke-656 yang tercatat di BEI. DMMX merupakan perusahaan platform digital trade marketing dan pengiklanan berbasis cloud yang menyediakan berbagai jasa end-to-end seperti pengelolaan konten, pengiklanan terprogram, dan program akuisisi penjualan. DMM merupakan perusahaan rintisan yang menyediakan penayangan iklan digital di minimarket, seperti di Indomaret, Alfamart, KFC, BCA, dan anggota Sampoerna Retail Community (SRC) yang tersebar di lebih dari 25 kota di Indonesia. DMMX melepas 2,69 miliar saham atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga perdana saham Rp 230 per saham. Alhasil DMMX mengantongi dana segar sebesar Rp 619,23 miliar dalam IPO kali ini. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham DMMX naik 6,9 persen ke posisi Rp 246 per saham.
ADVERTISEMENT
43. Perusahaan yang bergerak di bidang penginapan dan pengolahan kayu PT Singaraja Putra Tbk resmi melantai di BEI pada 8 November 2019. Pada perdagangan perdana, harga saham emiten berkode SINI menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 108 per saham. Lewat penawaran saham perdana ini, emiten ke-43 yang IPO pada 2019 ini meraup dana segar Rp 18,9 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham SINI naik 1.427 persen ke posisi Rp 1.650 per saham.
44. PT Ginting Jaya Energi Tbk resmi mencatatkan saham di BEI untuk pelaksanaan penawaran umum perdana pada Jumat, 8 November 2019. Emiten dengan kode saham WOWS ini oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikategorikan sebagai saham syariah dan dilepas ke publik sebanyak 750.000.000 lembar saham yang mewakili 30,29 persen modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana. Perseroan menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 450 per saham. Dengan demikan, raihan dana IPO yang diperoleh WOWS adalah Rp 337,5 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham WOWS turun 44,4 persen ke posisi Rp 250 per saham.
ADVERTISEMENT
45. Produsen plastik kemasan PT Sinergi Inti Plastindo (ESIP) Tbk resmi melantai di BEI pada 14 November 2019. ESIP menawarkan sebanyak 190 juta saham atau setara 29,69 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 163 per saham. Lewat penawaran saham perdana ini, emiten ke-45 yang IPO pada 2019 ini meraup dana segar Rp 30,97 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham ESIP naik 84 persen ke posisi Rp 300 per saham.
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
46. PT Dana Brata Luhur Tbk resmi melantai di BEI pada 18 November 2019. Emiten dengan sandi saham TEBE ini menjadi emiten ke-46 yang mencatatkan sahamnya di bursa pada 2019 dan perusahaan ke-659 yang terdaftar di BEI. TEBE menawarkan saham perdananya dengan harga Rp 1.096 per saham. Adapun saham yang diterbitkan adalah sebanyak 35 juta saham baru atau mewakili 2,72 persen dari seluruh modal yang disetor penuh setelah IPO dan Mandatory Convertible Loan (MCL) atau pinjaman wajib konversi. Dari hasil IPO ini, TEBE meraup dana segar senilai Rp 38,36 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham TEBE naik 67,4 persen ke posisi Rp 1.835 per saham.
ADVERTISEMENT
47. Produsen keju Prochiz PT Mulia Boga Raya Tbk resmi melaksanakan penawaran saham perdana dengan harga penawaran Rp 750 per saham pada 25 November 2019. Perusahaan dengan kode saham KEJU ini menawarkan 100 juta saham dengan harga nominal Rp 50. Dengan harga dan jumlah saham tersebut, maka Mulia Boga Raya mengantongi dana segar dari IPO sebesar Rp 75 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham KEJU naik 25,3 persen ke posisi Rp 940 per saham.
48. Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Palma Serasih Tbk resmi melantai di BEI pada 25 November 2019. Perusahaan dengan kode emiten PSGO ini menawarkan sebanyak 2,85 miliar saham atau setara 15,12 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 105 per saham. Lewat penawaran saham perdana, emiten ke-48 yang IPO pada 2019 ini meraup dana segar Rp 299,25 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham PSGO naik 90,4 persen ke posisi Rp 200 per saham.
ADVERTISEMENT
49. Perusahaan perdagangan dan industri rumput laut PT Asia Sejahtera Mina Tbk resmi melantai di BEI pada 2 Desember 2019. Emiten dengan kode saham AGAR melepas sebanyak 250 juta saham baru atau setara 25 persen saham kepada publik. Perseroan menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 105 per saham. Sehingga perusahaan memperoleh dana Rp 27,5 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp 110 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham AGAR naik 277 persen ke posisi Rp 396 per saham.
50. PT Ifishdeco Tbk resmi melantai di BEI pada 2 Desember 2019. Emiten berkode IFSH ini melepas saham sebanyak 425 juta saham atau 20 persen dari total modal disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham atau IPO dengan harga penawaran Rp 440 per saham. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham IFSH naik 34 persen ke posisi Rp 590 per saham.
Ilustrasi investasi di pasar saham Foto: Mahardika Argha/Shutterstock
51. PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) melepas 2,5 miliar saham atau 37,69 persen melalui penawaran umum perdana IPO dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana IPO sebesar Rp 250 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham REAL naik 300 persen ke posisi Rp 400 per saham.
ADVERTISEMENT
52. Perusahaan pengolahan kayu, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) resmi melantai di BEI pada 10 Desember 2019. Perseroan meraih dana segar Rp 148,27 miliar melalui IPO 1,41 miliar saham ke publik yang merupakan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Perseroan menetapkan harga pada aksi korporasinya sebesar Rp 105 per saham. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham IFII naik 100 persen ke posisi Rp 210 per saham.
53. PT Putra Mandiri Jembar Tbk resmi melantai di BEI melalui pencatatan saham perdana pada 18 Desember 2019. Adapun emiten berkode saham PMJS melepas sebanyak 137,6 juta saham baru pada gelaran IPO. Dari gelaran tersebut, PMJS berhasil menghimpun dana sebesar Rp 17,2 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham REAL naik 10,4 persen ke posisi Rp 138 per saham dari harga penawaran sebesar Rp 125 per saham.
ADVERTISEMENT
54. Perusahaan sektor konsumer, PT Uni-Charm Indonesia Tbk resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada 20 Desember 2019. Uni-Charm Indonesia yang menjadi emiten ke-54 di 2019 ini mendapatkan kode emiten UCID. Dalam aksi korporasi ini, keseluruhan saham yang dilepas berjumlah 831,31 juta atau setara 20 persen dari modal ditempatkan melalui IPO. Harga penawaran saham ditetapkan sebesar Rp 1.500 per saham. Dengan demikian, UCID meraup dana segar Rp 1,25 triliun dan menjadi salah satu IPO terbesar sepanjang 2019. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham UCID naik 24,6 persen ke posisi Rp 1.870 per saham.
55. PT Galva Technologies Tbk resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 23 Desember 2019. Emiten dengan kode saham GLVA ini merupakan perusahaan ke-55 yang tercatat di BEI sepanjang 2019 alias emiten pamungkas untuk tahun ini. GLVA melepas sebanyak 300 juta saham baru atau 20 persen dan jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Galva menawarkan harga saham perdana sebesar Rp 225 per saham dalam IPO. Dengan demikian, GLVA meraup dana segar sebesar Rp 67,5 miliar. Hingga penutupan perdagangan tahun ini, saham GLVA naik 34,2 persen ke posisi Rp 302 per saham.
ADVERTISEMENT