Kaleidoskop: Tapak Tilas Perjalanan IHSG Sepanjang 2018

28 Desember 2018 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bursa Efek Indonesia (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Bursa Efek Indonesia (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2018 tidak secemerlang tahun 2017. IHSG sempat melanjutkan penguatan bahkan mencatatkan rekor tertingginya pada Februari 2018. Namun setelah itu, pergerakan IHSG sangat fluktuatif dan cenderung menurun.
ADVERTISEMENT
IHSG bahkan sempat jauh meninggalkan angka psikologis yaitu di level 6.000. Secara year to date (ytd) atau dari awal tahun hingga akhir perdagangan Kamis (27/12), IHSG telah melemah 2,65 persen. Angka tersebut jauh berbeda dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Saat itu, IHSG tercatat menguat 19,44 persen.
Meski demikian, data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Senin (17/12) menunjukkan, selama satu tahun ini, BEI mampu mengantarkan sebanyak 57 perusahaan untuk melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Angka tersebut melampaui target IPO BEI tahun ini sebanyak 38 perusahaan. Jumlah perusahaan yang IPO juga mengalami lonjakan dibandingkan 2017 yang mencapai 37 perusahaan.
Bursa efek Indonesia (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bursa efek Indonesia (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Berikut kumparan merangkum tapak tilas perjalanan IHSG sepanjang 2018:
ADVERTISEMENT
Januari
IHSG mencatatkan penguatan sebesar 3,93 persen. Level terendah terjadi pada 3 Januari yaitu di angka 6.251,47 dan tertinggi terjadi pada 29 Januari di level 6.680,61. Pada bulan ini, tercatat satu perusahaan yang melantai di bursa yaitu PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) pada 16 Januari.
Februari
IHSG kembali memperbarui rekor tertingginya pada 19 Februari dengan penguatan 1,48 persen atau 97,71 poin ke level 6.689,29. Meski demikian, penguatan IHSG tidak bertahan lama. Sejak bulan ini, gejolak ekonomi global mulai terasa karena Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell mulai memberikan sinyal adanya kenaikan suku bunga. Sepanjang Februari, IHSG tercatat melemah sebesar 0,13 persen. Level terendah terjadi pada 6 Februari yaitu pada 6.478,54 dan tertinggi terjadi pada 19 Februari pada level 6.689,29. Pada bulan ini, tercatat satu perusahaan yang melantai di bursa yaitu PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) pada 15 Februari.
ADVERTISEMENT
Maret
Hingga akhir Maret, IHSG tercatat merosot hingga 6,19 persen atau 408,23 ke level 6.188,98. Level terendah terjadi pada 28 Maret yaitu pada 6.140,83 dan tertinggi terjadi pada 1 Maret pada level 6.606,05. Pada bulan ini, tercatat dua perusahaan yang melantai di bursa yaitu PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) dan PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY).
Ruang pencatatan saham di BEI. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang pencatatan saham di BEI. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
April
Pada perdagangan Rabu (25/4), IHSG ditutup anjlok 2,51 persen atau 156,62 poin di level 6.073,01, yang merupakan level terendah sejak pertengahan Desember 2017. Pada 26 April, IHSG mulai meninggalkan level 6.000 setelah ditutup melemah 2,8 persen atau 170,65 poin ke level 5.909,20. Sepanjang April, IHSG melemah 3,14 persen. Namun pada bulan tersebut, tercatat sebanyak empat perusahaan yang melantai di bursa. Yaitu PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INSP), PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM), PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) dan PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM).
ADVERTISEMENT
Mei
Pada bulan ini, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Mei 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen. Setelah kenaikan suku bunga tersebut, IHSG melemah 0,43 persen atau turun 25,5 poin ke level 5.815,92 pada akhir perdagangan Kamis (17/5). Namun, IHSG mampu berangsur pulih dan sempat menyentuh level 6.068,32 pada perdagangan Senin (28/5). Sepanjang Mei, IHSG melemah 0,18 persen. Pada 30 Mei, Bank Indonesia mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan yang memutuskan kenaikan BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi 4,75 persen. Meski demikian, tercatat ada 8 perusahaan yang melantai di bursa sepanjang Mei 2018.
Juni
Di bulan ini, sesi perdagangan IHSG tercatat cukup singkat karena pemerintah memutuskan libur lebaran selama 10 hari dari 11-20 Juni. Sepanjang Juni, IHSG tercatat melemah hingga 3,08 persen. IHSG terus melemah jauh meninggalkan level 6.000, bahkan sempat menyentuh level 5.667. Pada bulan ini, Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Jumat (29/6) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen. Pada hari yang sama, IHSG berhasil menguat tajam sebesar 2,33 persen atau 131,92 poin ke level 5.799,24. Pada bulan tersebut juga tercatat empat emiten baru yang melantai di bursa saham.
Memantau pergerakan saham dengan aplikasi ponsel (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Memantau pergerakan saham dengan aplikasi ponsel (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Juli
ADVERTISEMENT
Sepanjang Juli, IHSG tercatat menguat hingga 2,37 persen. Level terendah terjadi pada 3 Juli yaitu pada 5.633,93 dan tertinggi terjadi pada 30 Juli pada level 6.027,93. Pada bulan ini, tercatat sembilan perusahaan yang melantai di bursa.
Agustus
Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi Indonesia kuartal II 2018 tumbuh sebesar 5,27 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal yang sama tahun lalu sebesar 5,01 persen. Sepanjang bulan Ini, IHSG menguat 1,38 persen. Pada bulan tersebut, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kembali menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen. Pada bulan ini, tercatat empat perusahaan yang melantai di bursa.
September
Sepanjang bulan ini, IHSG melemah sebesar 0,7 persen. Hasil RDG yang diumumkan pada Kamis (27/9) kembali memutuskan bahwa BI menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi level 5,75 persen. Keputusan tersebut memberi sentimen positif karena pada hari itu IHSG ditutup menguat 0,95 persen atau naik 55,94 poin di level 5.929,22. Sebelumnya, pada pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve yang berakhir Rabu (26/9), Bank Sentral AS tersebut juga menaikkan suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 bps ke level 2-2,25 persen.
Sejumlah pengunjung memotret pencatatan saham. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung memotret pencatatan saham. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Oktober
ADVERTISEMENT
Sepanjang perdagangan bulan Oktober, IHSG tercatat melemah sebesar 2,42 persen. Level terendah terjadi pada 11 Oktober yaitu pada 5.702,82 dan tertinggi terjadi pada 1 Oktober pada level 5.944,60. Pada bulan ini, tercatat sembilan perusahaan yang melantai di bursa.
November
Pada bulan ini, IHSG perlahan pulih dari pelemahan dua bulan sebelumnya dan menguat 3,85 persen sepanjang November. IHSG juga mampu kembali ke level 6.000 setelah ditutup menguat 0,26 persen ke level 6.006,20 pada Jumat (23/11). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 November 2018 juga memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6,00 persen. Level terendah terjadi pada 12 November yaitu pada 5.777,05 dan tertinggi terjadi pada 29 November pada level 6.107,16. Pada bulan ini, tercatat enam perusahaan yang melantai di bursa.
ADVERTISEMENT
Desember
Hingga Senin (17/12), IHSG masih menunjukkan pergerakan yang cukup fluktuatif. Pergerakan IHSG sepanjang tahun ini disebut-sebut dipengaruhi oleh sentimen eksternal, termasuk kenaikan suku bunga acuan di AS hingga perang dagang. Namun, IHSG perlahan bergerak naik dan kembali menyentuh level 6.200. Mengawali perdagangan Jumat (28/12), IHSG dibuka naik ke posisi 6.202,096.
Pada kalender BEI, perdagangan saham di tahun ini akan berakhir hari ini atau 28 Desember 2018 dan akan dibuka kembali pada 2 Januari 2019.