Kalla Group Ekspansi Bisnis ke Baterai Kendaraan Listrik, Investasinya Rp 1,4 T

21 Mei 2022 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
Kalla Group mau menggarap cuan bisnis ekosistem baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Salah satu perusahaan yang dibangun Kalla Group adalah smelter produksi baterai EV yaitu nikel sulfat yang terletak di Palopo, Sulawesi Barat.
ADVERTISEMENT
“Investasi smelter nikel sulfat mencapai USD 100 juta atau setara dengan Rp 1,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.860 per dolar),” ujar Presiden Direktur Kalla Group Solihin J. Kalla di Penang Bistro Kota Kasablanka Jakarta, Sabtu (21/5).
Tak seperti smelter lain yang menggunakan batu bara, smelter yang dibangun ini menggunakan tenaga air. Solihin menilai potensi nikel terbesar berada di Sulawesi dengan sumber energi terbesar.
“Potensi nikel paling besar ada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Halmahera. Pasar kendaraan listrik sebenarnya lumayan tapi suplanya tidak ada. Padahal penjualan kendaraan listrik di Indonesia menyentuh 1.000 mobil,” katanya.
Solihin mengatakan produksi baterai masih berpusat di China meskipun bahan bakunya berasal dari Indonesia. Dengan adanya smelter tersebut, Solihin optimistis seluruh produksi baterai EV dapat dilakukan di Tanah Air.
President Director Kalla Group, Solihin Kalla (kedua kanan). Foto: kumparan
Smelter yang dibangun di Palopo ditargetkan selesai pada awal tahun 2023. Perusahaan merambah di kendaraan EV, lanjut Solihin, dengan mencermati kendaraan listrik di dunia lebih hijau.
ADVERTISEMENT
"Kami memiliki cita-cita membangun kawasan industri khusus nikel. Kawasan ini fokus pada nikel processing mulai dari nikel hingga satu step sebelum menjadi baterai," tambahnya.
Untuk memastikan keberlangsungan hidup masyarakat yang berada di kawasan bisnis energi, Kalla secara aktif menggelar berbagai corporate system responsibility yang fokus pada pelestarian ekosistem.