Kalla Group Kucurkan Sekitar Rp 30 Triliun untuk Bangun PLTA Raksasa

11 Juni 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Kalla Group dalam media briefing di Plataran Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Kalla Group dalam media briefing di Plataran Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Kalla Group mengucurkan dana sekitar Rp 30 triliun untuk membangun 7 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan target kapasitas 2.060 MW. Saat ini PLTA Poso Peaker telah dibangun dengan kapasitas 515 MW.
ADVERTISEMENT
KALLA Construction Director, Kamaluddin, mengatakan perusahaan tahun ini fokus membangun PLTA dengan rencana target 2.060 MW serta investasi internal. Unit bisnis Kalla di sektor energi terbarukan, PT Poso Energy, telah menyelesaikan konstruksi proyek PLTA Poso Peaker di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
“Itu mungkin kalau pembangunan kurang lebih Rp 30 triliun untuk semuanya (PLTA) kira-kira, kurang lebih,” ujar Kamaluddin saat ditemui di Plataran Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (11/6).
PLTA yang akan dibangun Kalla Group masih menunggu tender dari PT PLN (Persero). Selain PLTA Poso Peaker, PLTA yang sudah tersedia akses jalan antara lain PLTA Poso 3 dengan kapasitas 400 MW, PLTA Poso 4 sebesar 30 MW, PLTA Mamuju Atas sebesar 90 MW dan PLTA Mamuju Bawah sebesar 360 MW.
ADVERTISEMENT
Direktur Kalla Group dalam media briefing di Plataran Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Business Development Manager PT Poso Energy, Ismet Rahmad Kartono, menyebut PLTA Kerinci dengan kapasitas 350 MW sedang dalam konstruksi dan ditargetkan selesai dibangun tahun 2025.
“Dari potensi, kita siapkan ada tender dari PLN atau bisa juga apabila ada proposal yang menarik atau industri yang menarik seperti pabrik hidrogen misalnya sedang hype,” tutur Ismet.
PLTA Poso 515 MW telah beroperasi secara komersial pada 7 Februari 2023, sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2018-2028 sampai dengan RUPTL 2021-2030.
“Kalau (PLTA sedang dibangun) kami pakai model bendungan dan terowongan, agak lebih mahal daripada di atas (PLTA Poso Peaker). Investasinya tergantung tender dari PLN. Misal 400 MW kapasitas perkiraan, tapi kira-kira kebutuhan PLN apakah nanti buat baseload itu nanti lagi,” jelas Ismet.
ADVERTISEMENT