Kaltim Mau Jadi Ibu Kota Baru, Menteri Bappenas Minta Penduduk Asli Siap Mental

26 April 2021 16:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim) menggantikan Jakarta, menjadi salah satu program kerja utama Presiden Jokowi di periode kedua pemerintahannya. Untuk membangun ibu kota baru, tentu perlu berbagai persiapan, termasuk penyiapan sumber daya manusia.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, ingin masyarakat asli penduduk Kaltim tak sekadar jadi penonton atau bahkan terpinggirkan. Karena begitu ibu kota baru di Kaltim akan mengundang kehadiran warga pendatang.
"Memang harus terjadi akulturasi antara yang ada di daerah sini dengan para pendatang. Yang harus disiapkan adalah mental mereka yang di Kaltim, bagaimana mereka punya pikiran yang open minded, terbuka, yang sehingga bisa menerima," kata Suharso Monoarfa di akun instagram Bappenas, Senin (26/4).
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu yakin, masyarakat asli Kaltim bisa menerima kehadiran pendatang. Karena menurutnya, saat ini pun heterogenitas penduduk Kaltim secara kultural sudah tinggi.
Suharso berharap, kehadiran hal-hal baru yang mengundang pendatang dari luar Kaltim, tidak dipersepsi untuk menggeser masyarakat penduduk asli.
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
"Jadi merasa harus siap mental. Come on silakan Anda datang, mari kita sama-sama membangun. Dengan demikian akan terjadi resiprokal antara masyarakat setempat ini dan masyarakat yang datang kemudian," ujar Suharso.
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas itu menambahkan, pendidikan dan pelatihan menjadi kunci utama agar masyarakat penduduk asli Kaltim dapat ikut berperan dalam keberadaan ibu kota baru. Pendidikan dan pelatihan serta penyiapan mental itu, menurutnya harus dilakukan dari sekarang. Bukan nanti ketika ibu kota negara sudah berdiri.
"Maka di seluruh Kaltim ini sudah harus memulai dengan cara-cara kerja baru, jadi bukan harus dipimpin dicontohkan oleh ibu kota negara. Tapi seluruh masyarakat di sini, dipimpin oleh gubernur, oleh bupati, dan sebagainya itu menuju kepada nuansa ini. Sehingga akan terbentuk sebuah masyarakat baru, masyarakat yang kita cita-citakandi dalam ibu kota negara," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas itu.
Dengan rintisan pendidikan dan pelatihan sejak dini, menurut Suharso Monoarfa, masyarakat asli Kaltim akan punya mental pemenang. Dengan begitu, siap menerima kehadiran ibu kota baru. Dia mengharapkan, ibu kota baru tidak menjadi enclave di Kalimantan Timur yang maju sendirian, namun justru meninggalkan masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
"Mental pemenang itu penting dan mental pemenang itu harusnya dibentuk oleh para pemimpin di Kaltim, di sini jadilah masyarakat ini masyarakat yang mental pemenang," pungkas Menteri PPN/Kepala Bappenas itu.