Kampanye Listrik Surya Atap, Jonan: Rumah Saya Sudah Pakai 15,4 kWp

28 Juli 2019 11:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam Acara Kampanye  Penggunaan Listrik Surya Atap di IRTI Monas, Jakarta, Minggu (27/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam Acara Kampanye Penggunaan Listrik Surya Atap di IRTI Monas, Jakarta, Minggu (27/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengkampanyekan penggunaan listrik surya atap dalam rangkaian jalan sehat di Monas, Jakarta, Minggu (28/7). Ditemani Plt Dirut PLN Djoko Abumanan, Jonan tampak memakai kaos hitam putih polos dan kacamata hitam.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pemakaian listrik surya atap diperlukan sebagai energi yang lebih bersih. Jonan mengungkap soal dirinya yang juga telah menggunakan surya atap di rumah pribadinya.
"Rumah saya sendiri, rumah pribadi 15,4 kWp (kilowatt-peak) dan ini akan membantu. Cara berpikir, bukan kalau memasang ini akan mengurangi energi listrik tapi juga penggunaan pembangkit listrik ramah lingkungan," ujar Jonan di kawasan IRTI Monas, Jakarta, Minggu (28/7).
Tak hanya di rumahnya, Jonan juga membeberkan penggunaan energi listrik surya atap kini juga sudah mulai banyak digunakan di berbagai tempat. Seperti Istana Negara hingga kantor Kementerian.
"Istana juga pasang 260 kwp, kapan ya tahun lalu selesai. Kantor Kementerian ESDM pasang 160 kwp," imbuh dia.
Panel Surya PLTS di Parkiran Kementerian ESDM Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Jonan berharap ke depan penggunaan listrik surya atap bisa kian masif. "Saya menyarankan dari badan usaha dan industri, kalau di gedung-gedung dipasang kan banyak sekali," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pemasangan listrik surya atap memiliki banyak manfaat yang bakal dirasakan. Baik bagi skala industri atau pemerintahan hingga rumah tangga. Misalnya saja, penghematan tagihan listrik mencapai 60 persen.
Meski begitu, Jonan tak menampik salah satu yang jadi kendala saat ini ialah soal harga yang masih tinggi. Namun jumlah itu sebanding sebagai investasi pengeluaran dan keberlanjutan lingkungan di masa mendatang.
"Memang harganya masih cukup tinggi, satu kWp senilai USD 1000 (sekitar Rp 14 jutaan). Tapi kalau misalnya dipasang, uangnya kembali dalam 8-9 tahun," tandasnya.